Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan belum memberikan tanggapan terhadap hal tersebut.
Sebelumnya, beberapa warga mengeluhkan kehadiran ODGJ, seperti warga Rukis Eflin Novita Sari, ODGJ tersebut datang ke toko miliknya dan menganggu aktifitas pedagang.
Bahkan ODGJ tersebut melakukan tidur-tiduran di emperan toko.
Selain itu ODGJ tersebut tidak sendirian, namun ada beberapa ODGJ yang berkeliaran di pertigaan simpang Rukis.
BACA JUGA:Kasus DBD di Bengkulu Tengah Terus Bertambah, Saat Ini Sudah Mencapai 93 Kasus
Terang saja hal tersebut membuat masyarakat resah dan tidak berani membuka toko ataupun tempat jualan masyarakat.
"Ada jemau gilau (ODGJ), makanya kami tutup dan tidak berani membuka toko," ungkapnya.
Adapun ciri ODGJ yang berkeliaran di wilayah Rukis diungkapkan Eflin menggunakan pakaian baju panjang, celana pendek, dan pakai topi.
Ada pula yang memakai ikat di kepala dan nongkrong di tugu Rukis.
BACA JUGA:Pansel Telusuri Rekam Jejak 9 Pejabat, Calon Kadis PUPR dan Kadis Kesehatan
"Kami takut karena mereka (ODGJ, red) bejijih (bergumam) pada kami," tambahnya.
Lantaran merasa terganggu dan merasa terusik dengan kehadiran ODGJ tersebut, masyarakat Rukis berharap pemerintah dapat menertibkan ODGJ yang semakin banyak dan berkeliaran di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Senada disampaikan warga yang sedang melintas di simpang Rukis, Deky (53), ia melihat ODGJ tersebut duduk dan nongkrong tepat di tugu Rembio simpang Rukis.
Pengendara yang melintas pun merasa takut diganggu oleh para ODGJ tersebut.
BACA JUGA: Dinkes Mukomuko Kembali Gelar POPM, Jadwalkan Imunisasi Pelajar
Bahkan beberapa pengendara lainnya ungkap Deky lebih memilih jalan lain daripada bertemu dengan ODGJ yang ada di Rukis.