Penataan DDTS Masuk Tahapan DED, Angkat Nuansa Adat dan Budaya

Sabtu 08 Jun 2024 - 22:47 WIB
Reporter : Abdilatul Fatwa
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Walaupun penataan diambil alih pemerintah pusat, Pemprov mendorong agar penataan kawasan dan bangunan di DDTS menjadi wisata alam berbasis adat dan kebudayaan lokal. 

BACA JUGA:Dampak Listrik Padam di Bengkulu, Pengamat Ekonomi dan Akademisi Soroti Kompensasi Konsumen PLN

BACA JUGA:Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Sinergi Multipihak

"Sebelumnya ada ahli sosiologi budaya dari UI datang konsultasi dengan BMA. Saya minta kemarin poinnya buat story telling dan simbol-simbol yang menggambarkan budaya yang di situ, ada suku lembak dan sebagian Suku Rejang dan Serawai," tutur Rohidin. 

Di sisi lain, dalam proses penataan atau revitalisasi kawasan DDTS, Gubernur Rohidin juga menekankan pentingnya memperhatikan beberapa sektor lokal dan adat kebudayaan sekitar.

Seperti halnya memastikam fungsi kawasan sebagai area sumber air. 

"Maka alokasi pintu irigasinya harus pasti dan itu yang menentukan adalah masyarakat adat setempat. Dimana pintu-pintu air harus dikeluarkan dari Danau Dendam disepakati dan kemudian hari tidak ada lagi pihak-pihak lain yang merasa ditinggalkan dalam proses ini," imbuh Rohidin. 

Kemudian dari sisi penataan bangunan, Gubernur menyebut jika pihaknya meminta dibuat tulisan danau dendam tak sudah yang cukup besar di belakang Danau. 

Sehingga semua orang yang meilntas kawasan dapat melihat tulisan dari segala sudut pandang. 

Lalu untuk landscape juga telah disepakati jika dilihat dari udara akan terlihat pola menyerupai bunga Raflesia khas Bengkulu. 

"Kemudian yang ketiga yang disepakati menggunakan story telling tentang tokoh-tokoh lembak yang ada di sekitar Danau Dendam Tak Sudah.

Dan yang keempat, ritual yang biasa dilakukan oleh masyarakat Lembak terkait dengan seperti ritual menabur," sampai Rohidin. 

Berikutnya wilayah yang akan direvitalisasi yakni kawasan UMKM yang akan dibuat satu wilayah tersendiri.

Termasuk untuk biota endemik yakni anggrek pensil dan kantong semar di kawasan DDTS juga akan dibuat lokasi tersendiri. 

"Pelestarian dua flora endemik ini agar jangan sampai hilang," katanya. 

Dengan adanya rencana penataan tersebut, Rohidin meminta kepada pihak terkait, terutama masyarakat adat sehingga nanti akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari proses perencanaan revitalisasi kawasan DDTS dan sekitarnya. 

Kategori :