Usulan Pengembangan Pelabuhan Pasar Sebelah Mukomuko Sudah Masuk Sistem RIPPN Kementerian KKP

Kamis 13 Jun 2024 - 22:32 WIB
Reporter : Firmansyah
Editor : Patris Muwardi

Dengan adanya peningkatan status nantinya, pelabuhan di Padang Panaek Pasar Sebelah  ini akan menjadi salah satu sentra perikanan di Kabupaten Mukomuko yang mampu menampung kapal dengan kapasitas 5 gross tonnage (GT) bersandar dan bongkar muat di pelabuhan tersebut. 

BACA JUGA:Rencana Perluasaan Bandara Mukomuko Mulai Tahap Pembebasan Lahan Pengalihan Jalan Nasional

BACA JUGA:Distan Siapkan Juru Sembelih Halal Hewan Kurban, Gratis dan PDHI Perbanyak Juleha

"Dermaga perikanan yang ada sekarang ini hanya mampu untuk menampung kapal nelayan tradisional. Itu karena masih minim fasilitas penunjang, sehingga kapal besar belum bisa bersandar,’’ ujarnya. 

Dengan adanya pengembangan baik sarana dan prasarana dermaga nantinya, begitu juga alur masuk kapal bersandar, tentu akan membuat wilayah tersebut menjadi salah satu sentra ekonomi perikanan di Kabupaten Mukomuko.

Saat ini pelabuhan Padang Panaek Pasar Sebelah ini hanya mampu menampung kapal tradisional sebanyak 12 unit ukuran kecil. Diharapkan dengan adanya pembangunan pengembangan pelabuhan dapat meningkatkan ukuran kapal yang digunakan nelayan lokal.

Pembangunan Break Water

Selain itu juga nanti akan dibangun pemecah gelombang atau break water untuk memudahkan kapal berukuran besar bersandar di dermaga pelabuhan.

“Karena pelabuhan ini berada di Kota Mukomuko diharapkan ke depan wilayah ini akan semakin ramai aktivitas kapal dari berbagai wilayah untuk melakukan bongkar muat ataupun membeli kebutuhan untuk menangkap ikan di tengah laut,” ujarnya. 

BACA JUGA:Disdikbud Segera Perpanjang SK 922 Honda Untuk 6 Bulan, Gaji Juni Proses

BACA JUGA:Kuota Pupuk Subsidi Bertambah, Alokasi Menunggu SK Bupati

Di bagian lain Eddy menyampaikan, akibat gelombang pasang dan ombak besar sejak beberapa waktu lalu, berdampak pada minimnya stok ikan untuk kebutuhan masyarakat di Mukomuko.

Gelombang Tinggi 

Sebagian besar nelayan tradisional memilih menyandarkan kapalnya ketimbang harus melawan ombak yang besar untuk mencari ikan. Sebab berdasarkan informasi saat ini gelombang tinggi di Samudera Hindia Barat Bengkulu mencapai 3 meter.

“Karena nelayan tidak berani melaut, berdasarkan pantau petugas di lapangan, stok ikan juga berkurang. Tapi sejauh ini kita masih aman karena dipasok dari Padang Sumatera Barat dan Kota Bengkulu. Maka dari itu masyarakat tidak perlu khawatir tidak adanya ikan laut di pasaran,” pungkasnya.

Kategori :