KORANRB.ID – Sebagian besar kampus baik negeri maupun swasta di Indonesia memeliki organisasi pencinta alam yang biasa disebut Mapala (Mahasiswa) Pencinta alam.
Mapala di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan beragam, mencerminkan perjuangan dan dedikasi para pemuda untuk melestarikan alam dan meningkatkan kesadaran lingkungan.
Mapala di Indonesia dimulai pada pertengahan abad ke-20, di mana para mahasiswa dan pemuda mulai menyadari pentingnya pelestarian alam dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Pada awalnya, gerakan ini terfokus pada eksplorasi alam bebas, pendakian gunung, dan aktivitas lain yang mempertajam keterampilan bertahan hidup di alam terbuka.
BACA JUGA:Tips yang Bisa Kalian Lakukan Saat Minggu Pertama Kuliah
BACA JUGA:Jangan Dibuang! Ini 8 Ide Kerajinan Tangan dari Tulang Sapi
Dekade 1960 an – 1970 an Mapala mulai menjadi gerakan yang semakin terstruktur dengan mulai berdirinya di berbagai perguruan tinggi.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan awalnya meliputi pendakian gunung, susur sungai, dan penelitian alam.
Kemudian pada tahun 1980 an Peran MAPALA semakin meningkat dengan adanya kampanye-kampanye pelestarian alam dan penyuluhan tentang lingkungan hidup di masyarakat.
Gerakan ini juga mulai dengan menggalang dukungan untuk konservasi habitat alami.
Memasuki tahun 1990 an Mapal mulai terlibat dalam upaya pelestarian hutan, rehabilitasi lahan, dan peningkatan kesadaran akan pentingnya keanekaragaman hayati.
BACA JUGA:Ternyata Ini Cara Membawa Hewan Peliharaan Naik Pesawat, Berani Melanggar Dampaknya Bikin Kamu Repot
BACA JUGA:Bisa Panjat Pohon! Berikut 6 Fakta Unik Bangau Mahkota Hitam
Kolaborasi dengan pemerintah dan NGO lingkungan pun semakin intensif dan masif
Diabad ke 21 Mapala menjadi agen perubahan dalam kebijakan lingkungan hidup, mempengaruhi kebijakan publik, dan terlibat dalam advokasi perlindungan lingkungan yang lebih luas.