Pertanda Alergi Setelah Mengonsumsi Udang, Timbul Gatal, Ini Penyebab Serta Cara Menanganinya

Minggu 23 Jun 2024 - 11:44 WIB
Reporter : M.Zulkarnain Wijaya
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Tubuh akan mengalami sesak nafas, yakni kesulitan bernapas dan setiap tarikan nafasnya akan mendesis.

BACA JUGA:Ditinggal Keluar Kota, Rumah Pensiunan TU Unib di Pepabri Ludes Dilahap Api

BACA JUGA:Pingidap Darah Tinggi, Hindari 7 Jenis Makanan dan Minuman Ini

Tenggorokan terasa sempit, yang bisa menyebabkan kesulitan bernapas.

Pembengkakan pada Bibir, Lidah, atau tenggorokan, pembengkakan ini dapat menghalangi saluran pernapasan.

Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba, menyebabkan pusing atau pingsan. Denyut nadi yang sangat cepat atau sangat lemah.

Terjadi nyeri hebat di perut. Muntah dan diare yang sangat parah. Sensasi pusing yang bisa menyebabkan kehilangan kesadaran. Kulit merah dan gatal yang bisa menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh.

Alergi udang disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein tertentu yang terdapat dalam udang. Protein utama yang menyebabkan alergi dalam udang adalah tropomiosin. 

Ketika seseorang dengan alergi udang mengonsumsi atau bahkan terpapar protein ini, sistem kekebalan tubuh mereka menganggapnya sebagai ancaman dan menghasilkan antibodi imunoglobulin E (IgE) untuk melawan protein tersebut.

Alergi sering kali berkembang setelah paparan berulang terhadap alergen.

Sistem kekebalan tubuh menjadi sensitisasi terhadap protein udang dan merespons dengan reaksi alergi ketika terpapar di masa depan.

Setelah sensitisasi, setiap kali orang tersebut terpapar protein udang, IgE akan mengenali protein tersebut dan memicu pelepasan histamin dan zat kimia lainnya dari sel mast dalam tubuh.

Zat ini menyebabkan gejala alergi seperti gatal-gatal, pembengkakan, dan kontraksi otot polos (yang menyebabkan gejala pencernaan dan pernafasan).

Alergi makanan sering kali bersifat genetik, jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat alergi makanan atau kondisi alergi lainnya (seperti asma atau eksim), anak mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan alergi makanan. 

Faktor lingkungan, seperti polusi udara atau paparan terhadap bahan kimia tertentu, juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan alergi.

Pindah ke lingkungan baru dengan eksposur makanan laut yang lebih tinggi atau lebih rendah dari sebelumnya dapat memicu respons alergi.

Kategori :