Stres dan kecemasan pun juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan melalui mekanisme saraf dan hormon, menyebabkan diare. Hal ini sering disebut sebagai diare fungsional atau diare terkait stres.
BACA JUGA:Malam Ini! Prediksi Jerman Vs Swiss Euro 2024, Bersaing Hindari Spanyol dan Italia
BACA JUGA:Viral! Terang-terangan Dukung LGBT, Akun Oreo Diserbu Netizen, Serukan Boikot di Kolom Komentar
Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak lapisan usus dan mengganggu penyerapan air, menyebabkan diare.
Minuman berkafein seperti kopi dapat merangsang usus dan meningkatkan peristaltik, menyebabkan diare pada beberapa orang.
Apabila sudah terserang diare, ini cara yang dapat dilakukan untuk menanganinya.
Konsumi Oral Rehydration Solution (ORS), larutan rehidrasi oral yang mengandung garam dan glukosa untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
ORS dapat dibeli di apotek atau dibuat sendiri dengan mencampurkan 1 liter air bersih, 6 sendok teh gula, dan 1/2 sendok teh garam.
Konsumsi banyak cairan seperti air putih, kaldu bening, atau jus buah yang diencerkan. Hindari minuman berkafein, beralkohol, atau berkarbonasi karena dapat memperburuk dehidrasi.
BACA JUGA:Ini Daftar Formasi CPNS dan PPPK 2024 untuk Lulusan SMP dan SMA, Gajinya Sampai Rp 7 Juta
BACA JUGA:Maskot Negara Angola! Berikut 5 Fakta Unik Burung Red Crested Turaco, dengan Bulu Berwarna-warni
Makan makanan yang mudah dicerna seperti pisang, nasi, saus apel, dan roti. Hindari makanan berlemak, pedas, atau berserat tinggi. Makan dalam porsi kecil dan sering untuk membantu pencernaan.
Konsumsi obat seperti loperamide (Imodium) dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi buang air besar. Namun, obat ini sebaiknya digunakan sesuai petunjuk dokter, terutama pada anak-anak dan jika terdapat gejala infeksi berat.
Mengonsumsi probiotik dapat membantu memulihkan keseimbangan bakteri baik dalam usus, terutama setelah diare yang disebabkan oleh antibiotik.
Beristirahatlah untuk membantu tubuh pulih dari dehidrasi dan kelelahan yang disebabkan oleh diare.
Segera konsultasikan dengan dokter jika diare berlangsung lebih dari 2-3 hari, disertai demam tinggi, darah dalam tinja, dehidrasi berat, atau sakit perut yang parah.