Jika para orangtua tidak mampu juga tidak dipaksakan banyar semampunya saja, jika memang tidak mampu maka digratiskan asal calon santri dan santriwati benar-benar belajar dengan tekun.
BACA JUGA:HUT Bhayangkara ke-78, Polda Bengkulu Gelar Doa Bersama Lintas Agama
BACA JUGA:Posko Pengaduan PPDB 2024 di Bengkulu Dibuka, Ombudsman Bakal Tindaklanjuti Aduan
“Untuk biaya kita relatif, sebab yang kita bicarakan di sini adalah amal yang dibawa nanti,” ungkat Sudoto.
Pembaruan sistem pesantren juga terus dilakukan demi kebaikan para siswa siswi, maka para pimpinan pesantren juga sudah melakukan kerja sama untuk beberapa perguruan tinggi.
“Untuk masa depan sisiwa di bidang pendidikan juga kita berusaha memberi yang terbaik,” ungkap Sudoto.
Salah satu siswa penghafal Al-Quran, Adam Anaqi Raiyan (16) mengungkapkan bahwa dalam 2 tahun dirinya menghafal 30 juz dan sudah dites serta sudah diwisuda juga.
Selanjutnya akan berusaha sebaik mungkin untuk belajar lagi agar bisa mengamalkan ilmu yang diberikan dan selanjutnya bisa menjadi amal yang tidak pernah putus.
“Kasih untuk para tenaga pengajar dan juga para pembina yang sudah membuat berada dititik seperti ini. Dan ilmu ini nanti akan saya jadikan pedoman hidup dan juga akan diajarakan lagi untuk bekal amal ibadah nanti,” tutup Adam.