Melalui lomba, menulis, atapun kejuaraan-kejuaraan lainnya yang dapat memancing anak gemar membaca.
"Ini bukan satu ora g, tapi pemerintah Bengkulu Selatan. Sama-sama tingkatan gemar membaca untuk pengetahuan," kata Wabup.
Kepada Dinas Perpustakaan Bengkulu Selatan, Wabup meminta optimisasi gedung perpustakaan, dan gencar kempanyekan budaya membaca sejak dini. Dengan demikian ia menyakini pola belajar anak akan terbiasa membaca buku.
"Maksimalkan lagi kampanyekan gemar membaca, kalau perlu setiap hari perpustakaan keliling," sampai Wabup.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Perpustakaan Bengkulu Selatan Hj Srigusti Sabana SH mengungkapkan, literasi saat ini sangat berbeda dengan zaman dahulu. Sebab pada tahun 2000 an kebawah, anak-anak sekolah sangat mengandalkan buku untuk mencari ilmu pengetahuan ataupun belajar di sekolah.
Namun saat ini anak-anak bahkan orang dewasa sangat jarang membaca buku. Hal ini dapat dibuktikan dari kunjungan masyarakat ke Perpustakaan masih minim.
BACA JUGA:Bupati Bengkulu Selatan Kukuhkan Perpanjangan Jabatan Kepala Desa dan BPD
BACA JUGA: Alur dan Tanggul Pulau Baai jadi Mandatory Kemenhub RI
Padahal Perpustakaan Bengkulu Selatan saat ini dinilai Srigusti salah satu yang terbaik di Provinsi Bengkulu.
"Ini menjadi tanggungjawab kami, dan pemerintah," ujar mantan Camat Pino Raya ini.
Sebagai inovasi agar masyarakat gemar membaca buku, Dinas Perpustakaan melakukan kampanye membaca melalui Perpustakaan keliling, Perpustakaan masuk desa dan Perpustakaan di sekolah dan tempat publik.
Selain itu Pemkab Bengkulu Selatan sebut Srigusti memiliki duta baca Kabupaten yang berasal dari hasil seleksi setiap tahun. Tugasnya mengajak masyarakat untuk aktif membaca.
"Kami akan terus kampanyekan gemar membaca, semoga anak-anak Bengkulu Selatan menjadi pintar," demikian Srigusti.
Anggota DPRD Bengkulu Selatan, Edwien Alfha, SH menilai literasi masyarakat saat ini bukan lagi soal membaca buku. Namun lebih mengarah ke digitalisasi sebagai media untuk mencari informasi dan ilmu pengetahuan.
Sedangkan untuk membaca buku, Edwien menilai masih kurang inovasi dari pemerintah.
Karena masyarakat lebih memilih menggunakan gadget, bahkan ditempat perpustakaan pun masyarakat lebih memilih menggunakan gadget.