Kucing jantan yang disterilkan cenderung menjadi lebih tenang dan kurang agresif. Mereka menunjukkan penurunan perilaku agresif yang sering kali terkait dengan dominasi dan teritorial.
Ini membuat mereka lebih mudah bergaul dengan kucing lain dan anggota keluarga manusia.
BACA JUGA:ASN Pemprov Bengkulu Terjun Dunia Politik, Ini Kata Gubernur Bengkulu
BACA JUGA: Konser Linimasa Hadirkan Lyodra dan Rony Parulian di Bengkulu, Catat Tanggalnya!
Kucing jantan yang tidak disterilkan sering menandai wilayah mereka dengan kencing / urine untuk menyampaikan dominasi dan ketertarikan seksual kepada kucing betina.
Bau urin ini bisa sangat kuat dan tidak menyenangkan. Sterilisasi dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan perilaku penandaan ini, membuat lingkungan rumah lebih bersih dan nyaman.
Kucing jantan yang tidak disterilkan memiliki kecenderungan untuk berkeliaran jauh dari rumah untuk mencari pasangan.
Ini meningkatkan risiko kecelakaan, tertabrak kendaraan, atau hilang.
Kucing yang disterilkan cenderung lebih puas tinggal di dekat rumah, mengurangi risiko-risiko tersebut dan meningkatkan keamanan mereka.
BACA JUGA:Harumkan Nama UMB, Dua Mahasiswa Ini Raih Jawara dan Runner Up di Kejurnas
BACA JUGA:Thom 'Professor' Haye Gabung Klub Elit Belanda
Sterilisasi adalah salah satu cara paling efektif untuk mengendalikan populasi kucing liar dan domestik.
Dengan mengurangi jumlah kucing jantan yang mampu berkembang biak, sterilisasi membantu mengurangi jumlah anak kucing yang tidak diinginkan.
Ini mengurangi tekanan pada tempat penampungan hewan, yang sering kali kewalahan dengan jumlah kucing yang perlu dirawat dan diadopsi.
Kucing betina sering mengalami gangguan dan stres akibat pengejaran dan pelecehan oleh kucing jantan yang ingin kawin.
Dengan lebih sedikit kucing jantan yang berkeliaran mencari pasangan, kucing betina akan mengalami lebih sedikit gangguan dan stres.