KORANRB.ID – Penumbuhan pelaku industri atau wirausaha baru (WUB) dapat memberikan dampak positif yang berantai pada roda perekonomian masyarakat.
Terlebih lagi penumbuhan tersebut untuk meningkatkan kelas dari sektor industri kecil dan menengah (IKM) menjadi industri skala menengah atau industri besar.
“Selain memaksimalkan potensi komoditas daerah, penumbuhan WUB juga dapat dilakukan dengan memperhatikan potensi ekosistem industri dan pasar yang telah terbentuk,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita di Jakarta, Senin 15 Juli 2024.
Guna mencapai sasaran tersebut, salah satu upaya yang dilakukan Kemenperin adalah mendorong pendekatan ekosistem pondok pesantren sebagai peluang untuk menumbuhkan para pelaku WUB dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki melalui program Santripreneur.
“Dengan sinergi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya, termasuk pengurus pondok pesantren, diharapkan dapat tercipta ekosistem yang mendukung guna pertumbuhan dan keberlanjutan IKM di Indonesia, serta pemberdayaan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia,” papar Reni.
BACA JUGA: LPK Takanome Academy Berangkatkan Siswa ke Jepang
Ditjen IKMA Kemenperin telah melaksanakan program Santripreneur yang membina puluhan ribu santri untuk menjadi wirausaha industri.
“Melalui program Santripreneur kami sudah membina ribuan santri, dalam kurun satu dekade Ditjen IKMA sudah membina sebanyak 11.164 orang santri dari 114 pondok pesantren di berbagai wilayah di Indonesia, dan dari jumlah tersebut, sebanyak tiga pesantren berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya,” jelas Reni.
Menurutnya, pondok pesantren memiliki potensi strategis untuk dikembangkan sebagai tempat penumbuhan ribuan WUB. Sebab, para santri yang memiliki keterampilan dan pengetahuan berwirausaha dapat menunjang peran penting pondok pesantren sebagai “Agent of Development” dalam memacu pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Pengembangan wirausaha di pondok pesantren tidak hanya akan memberikan manfaat bagi individu yang terlibat, tetapi juga kontribusi positif bagi perekonomian lokal di sekitar pondok pesantren,” terang Reni.
Berdasarkan data Kementerian Agama, sampai tahun 2023, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan mencapai 37.626 unit yang tersebar di seluruh provinsi dengan total jumlah santri sekitar 4.853.197 orang.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Drakor yang Paling Banyak Ditonton, dari Cerita Romantis Hingga Action
Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah pesantren terbanyak di Indonesia dengan total 12.121 pesantren.
Tasikmalaya yang dikenal dengan kota santri memiliki peluang besar untuk menjadi pusat perindustrian, ekonomi kreatif dan juga lokomotif bagi pergerakan ekonomi regional.
Oleh karenanya, Pondok Pesantren Miftahul Huda Affandy di Tasikmalaya menjadi salah satu pondok pesantren yang mendapatkan Fasilitasi Bimbingan Teknis Produksi dan Fasilitasi Mesin/Peralatan WUB IKM Furnitur.