Gunakan pestisida alami atau kimia sesuai kebutuhan, namun pastikan mengikuti petunjuk penggunaan untuk menghindari kerusakan pada tanaman dan lingkungan.
Kemudian, penyakit seperti karat daun, bulai, dan busuk batang bisa menghambat pertumbuhan jagung.
Pencegahan bisa dilakukan dengan rotasi tanaman, menjaga kebersihan lahan, dan menggunakan benih yang tahan penyakit.
Jika tanaman terlanjur terkena penyakit, segera lakukan tindakan pengendalian dengan fungisida atau bakterisida yang sesuai.
BACA JUGA:Idola Para Petualang, Ini Sejarah Kemunculan Sepatu Timberland
BACA JUGA:Inilah 10 Mainan Anak Berbahaya, Bahkan Ada 6.000 Anak Masuk Rumah Sakit
Jangan lupa lakukan penyiangan bertujuan untuk menghilangkan gulma yang bersaing dengan jagung dalam mendapatkan nutrisi, air, dan sinar matahari.
Penyiangan sebaiknya dilakukan secara rutin terutama pada tahap awal pertumbuhan jagung.
Penyiangan bisa dilakukan secara manual dengan mencabut gulma atau menggunakan alat pertanian seperti cangkul.
Hindari penggunaan herbisida secara berlebihan karena bisa merusak tanaman jagung dan lingkungan.
Jagung biasanya siap dipanen setelah 90-100 hari sejak penanaman, tergantung varietasnya. Ciri-ciri jagung siap panen antara lain tongkol sudah penuh, biji mengeras, dan rambut jagung mengering dan berubah warna menjadi cokelat.
Panen jagung dengan memotong tongkolnya menggunakan pisau atau tangan. Usahakan untuk memanen pada pagi hari saat suhu lebih sejuk untuk menjaga kesegaran hasil panen.
BACA JUGA:Tidak Cukup 12 Titik, Pemasang CCTv Pantau Bengkulu Selatan Akan Diperbanyak
BACA JUGA:4 Tersangka Tipikor KUR BRI Jilid II dan III, 3 Masih DPO Jaksa Kebut Penyidikan
Setelah dipanen, jagung perlu dikeringkan untuk mengurangi kadar air dalam biji dan mencegah pembusukan.
Pengeringan bisa dilakukan dengan cara menjemur jagung di bawah sinar matahari langsung atau menggunakan alat pengering.