KORANRB.ID – Areal persawahan tadah hujan di Kabupaten Mukomuko kerap mengalami kekeringan ketika masuk musim kemarau.
Seperti yang terjadi saat ini di Kecamatan Ipuh, 281 hekatare sawah tadah hujan terdampak.
Menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko mengajukan sebanyak 100 unit pompa
untuk mengairi sekitar 300 hektare lahan sawah tadah hujan ke Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) guna mengantisipasi kekeringan yang terjadinya setiap tahun.
BACA JUGA: Maksimalkan Retribusi Parkir Untuk Dongkrak PAD, BKD Mukomuko Bilang Begini
"Kami kembali mengajukan pompa air di 100 unit beserta selangnya, dengan harapan bisa direalisasikan tahun ini,” kata Sub Koordinator Saprodi, Alsintan dan Pembiayaan Distan Kabupaten Mukomuko, Dodi Hardiansyah SP.
Dodi menjelaskan, Distan Mukomuko membangunan irigasi pompa dan perpipaan di tiga lokasi, yang menggunakan tenaga mesin pompa air untuk pengairan sawah tadah hujan.
Usulan yang disampaikan ke Kementan RI ini merupakan permintaan dari seluruh kelompok tani sawah tadah hujan. Yang selalu dihantui kerugian setiap datangnya musim kemarau.
“Untuk usulan calon penerima calon lokasi (CPCL) sawah tadah hujan di Kecamatan Ipuh sudah diusulkan, tentunya jika bantuan disetujui pusat mereka bisa menerima bantuan pompa air tersebut," ujarnya.
BACA JUGA:2 Usulan Perhutanan Sosial Masih Menunggu Persetujuan Menteri LHK
BACA JUGA:1.200 Anak di Mukomuko Telah Diimunisasi Polio
Lanjutnya, selain pompa air, kelompok tani sawah tadah hujan juga memerlukan bantuan program pembangunan sarana dan prasarana pertanian dari Pemerintah Pusat.
Sebab sebagian besar petani tadah hujan memang masih mengelola hasil pertanian secara manual.
Mulai dari mesin perontok padi, mesin pengering dan juga mesin pengolah padi menjadi beras serta gudang penyimpanan.