“Apa yang menjadi kebutuhan dari kelompok tani yang ada di Mukomuko, akan disampaikan ke pemerintah pusat, agar dapat direalisasikan. Sehingga terjadi peningkatan produktivitas hasil pertanian khususnya gabah di Mukomuko,” sampainya.
BACA JUGA:Masih Ada Perusahaan Belum Serahkan LKPM, DPMPTSP Mukomuko Siap Cabut NIB
BACA JUGA:Pamsimas di 6 Desa Sudah 30 Persen, Anggaran Rp2,4 Miliar, Spam Tunggu Kontrak
Terpisah, Camat Ipuh, Sepradanur S.Sos membenarkan hingga kemarin, 28 Juli 2024 petani sawah tadah hujan yang ada di wilayah Kecamatan Ipuh masih mengalami kesulitan air untuk lahan sawahnya.
Dengan ancaman terburuk petani gagal tanam padi. Sebab jika lahan persawahan kering seperti saat ini otomatis tidak dapat digunakan untuk menanam padi.
“Hujan belum juga turun, sementara upaya mengaliri air ke sawah belum bisa dilakukan karena memang membutuhkan peralatan baik pompa dan selang yang memadai,” katanya.
Sepradanur menjelaskan, untuk lahan sawah tadah hujan milik petani yang ada di wilayah Kecamatan Ipuh mencapai sekitar 281 hektar, dengan keadaan lahan sekarang dalam kondisi kering.
Saat ini sebagian petani sudah mulai mencari sumber air untuk mencukupi kebutuhan air lahan persawahan dengan menggunakan mesin pompa bagi yang punya pompa.
Karena memang ada sebagian petani yang sudah menanam padi dan ada juga sebagian petani yang baru memulai menanam padi. Kalau air tidak ada jelas petani bisa gagal tanam.
“Kami terus melakukan pemantauan ke lokasi namun sejauh ini kami belum bisa berbuat banyak, karena memang tidak ada alat pendukung. Beberapa petani yang memiliki mesin pompa mereka sudah melakukan penyedotan air sendiri,” sampainya.