Mereka saat itu menyayangkan tindakan dari Pemkab Seluma yang tergesa gesa dalam menanggapi informasi. Padahal pengaduan tersebut tentu sepenuhnya benar.
Menurut mereka, terkait limbah tidak ada kendala. Karena limbah hasil pengolahan dari pabrik langsung ditampung dan diserahkan secara gratis kepada warga sekitar untuk pupuk tanaman.
Sedangkan asap pabrik dikategorikan minim lantaran pabrik hanya skala kecil, sehingga kecil kemungkinan terjadinya pencemaran udara.
“Kami ini tulang punggung mas, suami suami kami juga sulit mencari pekerjaan dimasa saat ini sehingga kami harus membantu. Jika pabrik ditutup, siapa lagi yang mau membiayai kebutuhan kami sehari-hari. Sedangkan kami bergantung pada pabrik ini,” ujar salah satu buruh, Eva.
BACA JUGA:Polres Seluma Gelar Rekonstruksi Ulang Kasus Pembunuhan di Warem
Saat dikonfirmasi, pemilik pabrik CPO mini, Didi Supriadi mengaku hanya bisa mengikuti arahan dan petunjuk dari Pemkab Seluma.
Ia juga mengakui bahwa pabrik miliknya sudah mengikuti sesuai ketentuan yang berlaku, termasuk limbah dan asap. Bahkan izin pendirian pabrik yang berukuran 10x20 meter ini sudah dibuat sejak pabrik ini baru akan beroperasi.
“Pabrik ini baru 7 bulan beoperasi secara optimal. Sejauh ini dari warga sekitar tidak ada keluhan . Izinnya sudah dibuat, lagi pula pekerja di sini rata rata warga sekitar,” terang Didi.