Banyak tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga sulit menemukan pekerjaan yang sesuai.
Perbedaan pembangunan antara daerah urban seperti Bandung dan daerah pedesaan dapat menyebabkan ketidakmerataan kesempatan kerja.
Banyaknya migrasi dari daerah lain ke Jawa Barat mencari peluang kerja dapat menambah persaingan di pasar kerja dan meningkatkan pengangguran.
Perubahan dalam struktur ekonomi, seperti penurunan sektor industri tradisional dan pergeseran ke sektor baru, dapat menyebabkan ketidakstabilan pekerjaan.
4 . DKI Jakarta
Tingkat pengangguran di Provinsi DKI Jakarta berada diangka 6,03 persen.
Provinsi DKI Jakarta, sebagai ibu kota negara dan pusat ekonomi terbesar di Indonesia, juga menghadapi tingkat pengangguran yang cukup tinggi.
Banyak pencari kerja di Jakarta yang memiliki keterampilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri modern.
Ketidakcocokan ini menyebabkan kesulitan dalam menemukan pekerjaan yang sesuai.
Jakarta sangat bergantung pada sektor-sektor seperti jasa dan perbankan.
Ketika sektor-sektor ini mengalami ketidakstabilan atau perubahan, dampaknya dapat terasa pada tingkat pengangguran.
Banyak pendatang dari daerah lain datang ke Jakarta untuk mencari peluang kerja, meningkatkan kompetisi di pasar kerja lokal dan berpotensi meningkatkan pengangguran di kalangan penduduk lokal.
Krisis ekonomi global dan pandemi COVID-19 telah mempengaruhi banyak sektor di Jakarta, mengakibatkan pengurangan lapangan kerja dan meningkatnya pengangguran.
Jakarta memiliki kesenjangan sosial yang signifikan antara kawasan kaya dan miskin.
Banyak daerah kumuh atau kurang berkembang di Jakarta mengalami tingkat pengangguran yang lebih tinggi karena kurangnya akses ke pendidikan dan pelatihan.
5 . Papua Barat Daya