KORANRB.ID - Opini bahwa bumi datar merupakan salah satu teori konspirasi yang masih eksis hingga kini, padahal sains modern telah memberikan bukti yang tak terbantahkan bahwa Bumi berbentuk bulat.
Menariknya, teori ini kembali mendapat perhatian dan popularitas pada abad ke-21 berkat internet dan media sosial.
Di balik pandangan ini terdapat berbagai klaim yang pada dasarnya bertentangan dengan pemahaman ilmiah yang mapan. Ini fakta dan data mengenai opini bumi datar.
Kepercayaan bahwa Bumi berbentuk datar sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Banyak budaya kuno, termasuk Mesopotamia, Mesir, dan Yunani yang memiliki mitos dan pandangan kosmologis yang menggambarkan Bumi sebagai cakram datar yang mengapung di atas air atau dikelilingi oleh laut.
BACA JUGA:Ada Indonesia, Ini 10 Negara Pemilik 'Paru-paru' Bumi Terbesar di Dunia
BACA JUGA:Noda Bekas Deodoran Merusak Pakaian, Berikut Cara Ampuh Mengatasinya
Namun, sekitar abad ke-6 SM, konsep Bumi bulat mulai muncul di kalangan pemikir Yunani kuno. Pythagoras adalah salah satu yang pertama kali menyarankan bahwa Bumi berbentuk bulat, dan teori ini diperkuat oleh Aristoteles pada abad ke-4 SM yang mengamati bayangan Bumi di Bulan selama gerhana sebagai bukti bulatnya Bumi.
Selama Abad Pertengahan, pengetahuan bahwa Bumi bulat telah tersebar luas di kalangan ilmuwan dan sarjana di Eropa, Dunia Islam, dan Asia.
Eksplorasi dunia, seperti perjalanan keliling dunia yang dilakukan oleh Ferdinand Magellan dan Juan Sebastián Elcano pada abad ke-16, memberikan bukti empiris yang kuat bahwa Bumi adalah bola.
Namun, meski teori ini telah disepakati dalam dunia sains, gagasan bahwa Bumi datar tidak sepenuhnya menghilang.
Pada abad ke-19, teori bumi datar mendapatkan popularitas baru melalui tulisan Samuel Rowbotham, seorang penulis Inggris yang menerbitkan “Zetetic Astronomy: Earth Not a Globe” pada tahun 1865.
BACA JUGA:7 Fakta Tentang Sekolah di Negara Jepang, Aturan Ketat Dilarang Berpacaran di Sekolah
BACA JUGA:Sulit untuk Disiplin, Berikut Tips Menjadi Orang yang Tepat Waktu
Dalam buku ini, Rowbotham mengajukan argumen bahwa Bumi adalah cakram datar dengan Kutub Utara di pusatnya dan dikelilingi oleh dinding es yang membatasi lautan.
Rowbotham juga menolak hukum gravitasi Newton dan menyarankan bahwa benda jatuh ke bawah karena percepatan terus-menerus di cakram bumi datar.
Rowbotham mendirikan “Universal Zetetic Society,” yang kemudian berkembang menjadi “Flat Earth Society” di bawah kepemimpinan Samuel Shenton pada tahun 1956.