Gelandangan politik tidak memiliki loyalitas yang jelas terhadap satu partai atau ideologi. Mereka tidak terikat pada prinsip-prinsip tertentu dan lebih fokus pada keuntungan jangka pendek.
2. Bersifat Opportunis
Gelandangan politik cenderung memanfaatkan situasi politik yang menguntungkan mereka, tanpa mempertimbangkan konsistensi atau prinsip.
Mereka mungkin mendukung kebijakan tertentu jika itu membawa keuntungan bagi mereka, tetapi mereka akan segera berbalik arah jika kebijakan tersebut tidak lagi menguntungkan.
3. Sering Berpindah Dukungan
Individu atau kelompok yang digolongkan sebagai gelandangan politik cenderung sering berpindah-pindah dukungan dari satu partai ke partai lain atau dari satu kandidat ke kandidat lain.
Mereka tidak ragu untuk beralih aliansi jika mereka merasa bahwa partai atau kandidat lain memiliki peluang lebih baik untuk menang atau memberikan keuntungan.
BACA JUGA:Bernapas Mengeluarkan Suara, Ini 8 Indikasi Terjadinya Masalah Kesehatan
BACA JUGA:Agresif dan Suka Menyengat! Berikut 7 Fakta Unik Spesies Semut Api
4. Mementingkan Kepentingan Pribadi
Kepentingan pribadi atau kelompok adalah faktor utama yang mendorong gelandangan politik.
Mereka tidak peduli dengan kepentingan yang lebih besar, seperti stabilitas politik atau kesejahteraan masyarakat, selama mereka bisa mendapatkan keuntungan dari perubahan dukungan mereka.
Implikasi Gelandangan Politik dalam Demokrasi
Keberadaan gelandangan politik dapat memiliki berbagai implikasi, baik positif maupun negatif, terhadap proses demokrasi dan stabilitas politik di suatu negara.
1. Ketidakstabilan Politik
Salah satu dampak negatif dari gelandangan politik adalah ketidakstabilan politik. Karena mereka cenderung berpindah-pindah dukungan, hal ini dapat menciptakan ketidakpastian dalam proses politik, terutama dalam pemilihan umum.