Budi menjelaskan, selain akan mendapatkan lingkungan yang bersih dengan penegelolaan sampah mandiri, desa juga bisa mendapatkan pemasukan dari warga, melalui jasa angkut sampah yang nantinya akan tergabung di dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Karena jika tidak cepat di tanggulangi terkait sampah ini, tidak hanya akan menjadi permasalahan di Kota namun juga akan menjadi permasalahan di desa.
Di mana sampah menumpuk tapi tidak dapat di musnahkan.
BACA JUGA:Sidak BKD Temukan Dugaan Manipulasi Laporan Retribusi Parkir PT USM
BACA JUGA:Maksimalkan Penanganan Pasien Gigitan HPR, Dinkes Mukomuko Tambah 2 Rabies Center
“Setidaknya dengan adanya kucuran dana dari Pemerintah Pusat melalui DD, Pemdes bisa menganggarkan untuk mengelola sampah di wilayahnya. Sehingga dapat sejalan dengan target pembangunan daerah,” ujarnya.
Lanjutnya, setiap desa bisa menggunakan DD melalui BUMDes untuk mengelola bank sampah, ataupun lainnya.
Di mana pengelolaan sampah mandiri dalam penanganan sampah seharusnya sudah dilakukan sejak dulu.
“Kami dari DLH siap melakukan pendampingan bagi desa-desa yang inovatif dalam mengembangkan program pengelolaan sampah dan lingkungan. Karena dalam hal pengelolaan lingkungan, manfaatnya benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat desa nantinya,” sampainya.
Budi juga menyampaikan sebelumnya, berdasarkan data DLH Mukomuko telah terjadi penurunan produksi sampah yang dihasilkan dari limbah rumah tangga.
Di mana berdasarkan dari 4 tahun yang lalu, sampah yang dihasilkan dari 10 Kecamatan yang diambil oleh petugas biasanya mencapai 15 ton per hari.
Namun dari awal tahun hingga di bulan Agustus 2024 ini, sampah yang dihasilkan paling banyak hanya 10 ton perhari dari 10 Kecamatan yang sampahnya rutin diambil petugas.
“Benar terjadi penurunan produksi sampah rumah tangga tahun ini, jika kita bandingkan dengan dari 4 tahun yang lalu. Tentu ini sesuatu yang positif sebab warga mulai mengerti memanfaatkan limbah menjadi barang yang berguna,” tandasnya.