BENGKULU, KORANRB.ID – Badan Meteorologi Krimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu memperkirakan mulai kemarin hingga 29 Agustus Gelombang laut di perairan Bengkulu mengalami kenaikan ketinggian 1 hingga 2 meter, bahkan di wilayah Enggano 1,5 hingga 2,7 meter.
Staff BMKG Stasiun Klimatologi Kelas 1 Bengkulu, Dina Wiri menjelaskan, gelombang tinggi ini bahkan membahayakan bagi kapal-kapal besar. Sehingga BMKG mengimbau supaya menunda pemberangkatan kapal.
“Hal ini Disebabkan oleh pergerakan angin musim dari Australia menuju utara yang membawa udara dingin dan kering,” jelasnya.
Perbedaan tekanan udara yang signifikan antara belahan bumi utara dan selatan ikut memperkuat hembusan angin.
BACA JUGA:3 Tsk Penganiayaan di Warung Tuak Ditangkap
“Kondisi geografis Pulau Enggano yang lebih kecil dan dekat dengan samudra membuat pulau ini lebih rentan terhadap gelombang tinggi,” tambah Wiri.
Sementara itu, Petugas Operasional ASDP Indonesia Ferry, Hamas mengungkapkan meskipun jumlah penumpang meningkat, namun kondisi cuaca yang tidak menentu seringkali menghambat kelancaran perjalanan kapal Bengkulu - Enggano.
"Cuaca buruk membuat menunda keberangkatan karena faktor keselamatan, di bulan agustus ini terhitung ada 2 kali berlayar" ujar Hamas.
Jenis penumpang yang memanfaatkan layanan penyeberangan ini pun beragam, mulai dari penduduk asli Enggano, pendatang, wisatawan, hingga peneliti.
BACA JUGA:Bantah Makan Duit BOS, Ngaku Banyak Keluar Uang Pribadi untuk Keperluan Sekolah
Saat ini tersedia satu kapal ferry dan satu kapal perintis yang melayani rute Bengkulu - Enggano.
Pihak ASDP Indonesia Ferry berusaha menjaga konsistensi jadwal keberangkatan, namun tetap harus menyesuaikan dengan kondisi cuaca.
"Kami berupaya agar keberangkatan tetap sesuai jadwal, namun jika cuaca tidak memungkinkan, maka harus ada penundaan," jelas hamas.
Staff Operasional Pelayaran selalu berkoordinasi deng dengan pihak BMKG terkait cuaca untuk himbauan keberangkatan.
BACA JUGA:Ketua dan Waka I Final, Waka II DPRD Lebong Masih Abu-Abu