Histamin dapat memicu reaksi alergi atau sensitivitas pada beberapa orang, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, kulit kemerahan, dan mual.
BACA JUGA:3 Paslon Pilkada Kepahiang Belum Penuhi Syarat
Sakit kepala yang disebabkan oleh histamin sering disebut sebagai “histamin intolerance” dan lebih umum terjadi pada orang dengan metabolisme histamin yang lambat.
4. Reaksi Alergi terhadap Daging Sapi
Meskipun jarang, beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi terhadap protein dalam daging sapi.
Alergi ini bisa memicu berbagai gejala, termasuk sakit kepala, gatal-gatal, pembengkakan, atau masalah pencernaan.
Reaksi alergi biasanya terjadi segera setelah mengonsumsi daging sapi dan bisa parah, tergantung pada tingkat kepekaan individu terhadap alergen tertentu dalam daging.
5. Kandungan Lemak Jenuh yang Tinggi
Daging sapi, terutama bagian yang berlemak, memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi. Lemak jenuh dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan peningkatan tekanan darah pada beberapa orang, yang kemudian dapat memicu sakit kepala.
BACA JUGA:Program Sejuta Rumah di Indonesia Sudah Telan Anggaran Rp 67 Triliun
Selain itu, konsumsi lemak jenuh dalam jumlah besar dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang juga dapat memicu migrain pada beberapa individu.
6. Kandungan Purin dan Asam Urat
Daging sapi mengandung purin, yang dipecah menjadi asam urat dalam tubuh. Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan asam urat menumpuk di persendian, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai gout, yang juga bisa menyebabkan sakit kepala sebagai bagian dari gejala peradangan sistemik.
Meskipun sakit kepala bukan gejala utama gout, kondisi peradangan yang lebih luas dalam tubuh dapat berkontribusi pada munculnya sakit kepala.
7. Dehidrasi Akibat Asupan Garam yang Tinggi
Daging sapi olahan sering mengandung garam dalam jumlah tinggi, yang dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak diimbangi dengan cukup asupan air.