KORANRB.ID - Poltekkes Kemenkes Bengkulu (Polkeslu) dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melakukan upaya penurunan angka stunting di Desa Sri Kuncoro, Kecamatan Pondok Kelapa, Bengkulu Tengah, beberapa waktu lalu.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak di desa tersebut melalui berbagai kegiatan edukasi dengan memberikan penyuluhan.
Kegiatan PKM ini dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dari Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat terdiri dari Ketua Sahidan S.Sos., M.Kes, dengan anggota Dr. Halimah, Ssi, MKM, Tedy Febriyanto., SST., M.Bmd dan Wiwit Sulistyasmi, S.S.T., M.Imun.
BACA JUGA: Purna Praja IPDN Angkatan XXXI Optimis Berkontribusi Bangun Bengkulu
BACA JUGA:Dorong FKUB Provinsi Bengkulu Adakan Agenda Tahunan untuk Tingkatkan Eksistensi
Bersama mahasiswa yang terlibat dalam PKM terdiri dari Aufa Yori Dwi Ananta, Mufidah Azizah, M. Hafizh Firmansyah, Nadya Huzaimah R.P dan Tiara Kartika Amelia.
Kegiatan ini dilakukan beberapa tahap, tahap pertama adalah edukasi kepada kader tentang pencegahan stunting sejak masa remaja, tahap kedua adalah edukasi kepada remaja tentang peran remaja dalam penanggulangan stunting, dan selanjutnya pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) remaja.
Hal ini bertujuan untuk memantau kadar Hemoglobin untuk mendeteksi anemia secara dini dan mencegah dampak jangka panjang remaja salah satunya stunting pada anak- anak di masa depan.
“Kegiatan kita lakukan tahap pertama adalah edukasi kepada kader tentang pencegahan stunting sejak masa remaja dan tahap kedua edukasi kepada remaja tentang peran remaja dalam penangulangan stunting, dilanjutkan dengan pemeriksaan kadar Hemoglobin remaja,” jelas ketua tim, Sahidan, kemarin.
BACA JUGA:Pangdam II/Sriwijaya dan Gubernur Bengkulu Bahu Membahu Majukan Pertanian
BACA JUGA:2 Kelurahan Rawan Kekeringan, Ini Langkah BPBD Kota Bengkulu
Lanjut Sahidan, dalam upaya peningkatan gizi dan kesehatan anak-anak setempat kegiatan PKM ini, memberikan sepasang ayam betina dan jantan kepada keluarga yang memiliki balita stunting.
Hal ini guna mendukung pemenuhan kebutuhan protein hewani dalam jangka panjang melalui hasil ternak yang bisa dikonsumsi kemudian hari.
Dengan demikian anak-anak yang mengalami stunting dapat memperoleh asupan gizi yang lebih baik dari daging ayam dan telur. Pemberian ayam ini dilakukan langsung di rumah masing- masing balita stunting.