Kampus Kemenperin Siap Terapkan Farmasi 4.0, Konsisten Selenggarakan Program Pendidikan Vokasi

Minggu 08 Sep 2024 - 23:18 WIB
Reporter : Sumarlin
Editor : Sumarlin

KORANRB.ID - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) konsisten menyelenggarakan program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri sesuai dengan kebutuhan saat ini. 

Program strategis ini telah berhasil mencetak sumber daya manusia (SDM) industri kompeten dan berdaya saing, yang akan menjadi bagian dari 149,38 juta total tenaga kerja di Indonesia (Survei Angkatan Kerja Nasional 2024).

Program pendidikan vokasi industri yang diselenggarakan oleh Kemenperin, direalisasikan melalui unit pendidikan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, meliputi sembilan SMK, 11 politeknik, dan dua akademi komunitas. 

“Setiap tahunnya, unit-unit pendidikan vokasi Kemenperin tersebut berhasil melahirkan ribuan SDM industri terampil yang akan mendukung terwujudnya visi Indonesia Emas 2045. Seluruh lembaga pendidikan tersebut telah disiapkan dengan spesialisasi dan kompetensi yang spesifik agar lulusannya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mendalam,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta.

BACA JUGA:2 Hari Tersisa! Tembus 3 Juta Pelamar CPNS, Cek Instansi Pusat dan Daerah Masih Sepi Peminat

BACA JUGA:Antisipasi Bencana, LKSA Aisyiyah Bentuk Panti Aman Bencana

Salah satu unit pendidikan tersebut adalah Politeknik AKA Bogor yang menyiapkan lulusannya untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja, khususnya di sektor industri kimia dan farmasi. 

Pada tahun ini, Politeknik AKA Bogor menerima 487 mahasiswa baru yang telah melalui seleksi ketat yang diikuti sebanyak 3.436 pendaftar. Politeknik ini memiliki tiga program studi DIII, yakni Analis Kimia, Pengolahan Limbah Industri, dan Penjaminan Mutu Industri Pangan. Selain itu terdapat Program DIV Nanoteknologi Pangan.

“Keberadaan mahasiswa Politeknik AKA Bogor menjadi bagian penting dari ekosistem pengembangan industri kimia dan farmasi melalui penyediaan kompetensi kerja yang dibutuhkan oleh sektor industri tersebut,” jelas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan. 

Pada Kuliah Umum mahasiswa baru Politeknik AKA Bogor, Senin lalu, Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Emmy Suryandari menyampaikan bahwa industri kimia dan farmasi merupakan kelompok industri yang tengah mengimplementasikan industri 4.0. 

BACA JUGA:Kabar Duka! Penyanyi Lawas Puput Novel Meninggal Dunia

BACA JUGA:6 Pejabat Eselon II Pensiun, BKPSDM Bengkulu Selatan Siapkan Pejabat Plt

Berdasarkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), sektor kimia memiliki rata-rata nilai INDI 4.0 sebesar 1,98, sementara sektor farmasi memiliki rata-rata nilai INDI 4.0 sebesar 2,64. INDI 4.0 merupakan standar acuan untuk mengatur tingkat kesiapan perusahaan untuk bertransformasi ke era digital atau industri 4.0.

“Sektor industri kimia dan farmasi saat ini semakin kompetitif di tingkat global, sehingga lulusan untuk sektor ini perlu memiliki kemampuan dan kompetensi yang lebih kompetitif juga,” terang Emmy.

Kepada para mahasiswa baru, Emmy memperkenalkan Farmasi 4.0, yang merupakan adaptasi industri farmasi terhadap teknologi industri 4.0. Farmasi 4.0 menekankan transformasi digital, otomatisasi, dan integrasi data dalam proses manufaktur. 

Kategori :