Hal ini bisa kita lihat dalam beberapa peristiwa pemilu di Indonesia, di mana isu-isu agama sering kali digunakan untuk mempengaruhi pilihan politik masyarakat.
4. Ancaman terhadap Kebinekaan
Dalam masyarakat yang multikultural seperti Indonesia, politik identitas dapat menimbulkan tantangan serius terhadap prinsip kebinekaan dan persatuan nasional.
Jika perbedaan identitas terus-menerus dieksploitasi untuk kepentingan politik, hal ini dapat memicu fragmentasi sosial dan mengancam stabilitas nasional.
Sebagai contoh, politik identitas yang berbasis agama telah menimbulkan ketegangan yang cukup besar dalam beberapa kontestasi politik, seperti yang terlihat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, di mana isu agama menjadi faktor dominan yang membelah masyarakat.
5. Peran Media Sosial
Dalam era digital, politik identitas semakin mendapatkan perhatian besar melalui penggunaan media sosial.
Platform-platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah menjadi tempat bagi individu dan kelompok untuk menyuarakan identitas mereka dan memperjuangkan hak-hak yang mereka anggap penting.
Namun, media sosial juga sering kali menjadi ajang untuk menyebarkan disinformasi dan memperkuat narasi-narasi identitas yang bersifat eksklusif atau bahkan intoleran terhadap kelompok lain.
Ini semakin memperkuat polarisasi dalam masyarakat dan mempersulit tercapainya dialog yang produktif antar kelompok.
//Tantangan Politik Identitas di Masa Depan
Politik identitas akan tetap menjadi bagian penting dari lanskap politik global maupun lokal di masa depan.
Tantangan terbesar dari politik identitas adalah bagaimana caranya menjaga agar gerakan-gerakan ini tetap berfokus pada pencapaian keadilan sosial tanpa terjerumus ke dalam narasi-narasi yang eksklusif dan memecah belah masyarakat.
Dalam konteks Indonesia, misalnya, tantangan ini sangat relevan mengingat keragaman yang sangat besar dalam hal suku, agama, dan budaya.
Pemerintah dan pemimpin politik memiliki peran penting dalam mengelola politik identitas secara bijaksana.
Alih-alih menggunakan identitas untuk memecah belah, mereka harus menggunakannya sebagai alat untuk memperkuat persatuan dan keadilan sosial.