“Kalau cerita orang dulu memang ada buaya di sungai ini, tapi di hulu. Nah kalau sekarang buaya ini sangat dekat dengan permukiman dan kebun warga. Maka dari itu membahayakan,” sampainya.
Meskipun sudah ditangkap, Eka mengingatkan warga untuk tetap waspada dan hati-hati ketika berada di sekitar muara sungai Nipah.
Sebab tidak menutup kemungkinan masih ada buaya lainnya yang ada di sungai.
Dilihat dari ukuran buaya yang berhasil ditangkap, tidak menutup kemungkinan sudah memiliki banyak keturunan.
BACA JUGA:Moratorium Belum Berakhir, UPT Lapindo Gagal Jadi Desa Pemekaran
BACA JUGA:Dinas Perikanan Mukomuko Tambah 6.580 Indukan, Kejar Target Produksi Ikan Air Tawar
“Saya tetap mengimbau kepada warga yang beraktivitas di sungai Nipah untuk tetap berhati-hati. Kita belum tahu pasti jumlah buaya yang ada di sungai tersebut,” sampainya.
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari membenarkan ada 1 ekor buaya dengan jenis kelamin betina ditangkap warga Desa Teramang. Atas laporan dan permintaan warga tersebut, Sabtu 27 September sekitar pukul 15.45 WIB, buaya tersebut dapat dievakuasi ke Pos l BKSDA Air Hitam Kecamatan Sungai Rumbai.
“Buaya ini cukup agresif, Ketika dievakuasi menyebabkan kaca belakang mobil patroli Polsek Pondok Suguh pecah,” sampai Said.
Said juga mengatakan untuk sungai yang berada di Kabupaten Mukomuko sebagian besar memiliki populasi buaya muara yang memiliki bobot besar, serta cukup agresif jika merasa terancam.
Maka dari itu, warga diminta untuk berhati-hati saat beraktivitas di sungai. Sebab yang pastinya jumlah dari buaya tersebut kemungkinan tidak hanya satu.
“Buaya muara ini merupakan hewan yang dilindungi. Maka dari itu apapun alasannya tidak dibenarkan buaya ini dibunuh,” pungkasnya