Ia mengatakan, angka teserbut menunjukkan bahwa KB suntik masih menjadi metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh akseptor di Kabupaten Rejang Lebong.
Hal ini mungkin disebabkan oleh akses yang mudah, serta prosedur yang tidak terlalu rumit dibandingkan dengan metode lain seperti IUD atau vasektomi.
“Metode jangka panjang seperti implan dan IUD juga menunjukkan angka yang signifikan, menandakan bahwa kesadaran akan pentingnya perlindungan jangka panjang mulai meningkat di kalangan masyarakat,” terangnya.
BACA JUGA:Jangan Sarapan dengan Menu Makanan Berikut Ini, Jika Tak Mau Gula Darah Naik
BACA JUGA:Muka Berjerawat Mungkin Kekurangan Vitamin ini, Simak Penjelasannya
Meskipun data menunjukkan tren positif dalam penggunaan alat kontrasepsi, Sutan menambahkan, program KB di Kabupaten Rejang Lebong masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah menghadapi kekhawatiran peserta KB terkait efek samping dari penggunaan kontrasepsi, terutama bagi mereka yang baru pertama kali menggunakan metode tertentu.
Efek samping seperti penambahan berat badan dan perubahan siklus menstruasi sering kali membuat peserta enggan melanjutkan penggunaan metode KB tertentu.
Oleh karena itu, tenaga kesehatan dan petugas KB perlu memberikan edukasi yang lebih baik serta pendampingan intensif bagi para peserta KB untuk mengurangi kekhawatiran dan memastikan kelancaran program KB.
“Di sisi lain, peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program KB masih sangat terbuka. Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah meningkatkan aksesibilitas terhadap layanan KB, khususnya di daerah-daerah terpencil yang mungkin kesulitan menjangkau fasilitas kesehatan,” papar Sutan.