KORANRB.ID - Provinsi Bengkulu merupakan Provinsi yang memiliki ragam budaya dan ciri khasnya, salah satunya yang berasal dari kabupaten Seluma yaitu sekujang.
Tradisi Sekujang merupakan tradisi suku serawai yang digelar pada 1 syawal, tradisi sekujang ini berpenampilan seperti hantu dengan menggunakan kostum seperti topeng, ijuk, dan daun pisang.
Tradisi sekujang ini merupakan serangkaian ritual mendoakan jemo (orang) memutuskan sisila dan orang yang telah meninggal.
Tapi banyaknya juga masyarakat mengatakan budaya sekujang merupakan seorang petapa yang turun ke Desa untuk meminta hasil Bumi dan siapa yang menyedekahkan maka dia akan mendapatkan doa dari sekujang.
BACA JUGA:Kisah Abu Nawas : Kucing Ditikusi, Nasehat untuk Bertindak dan Berbuat dengan Lebih Berhati-hati
BACA JUGA:Cara Merawat Rice Cooker Agar Awet dan Tahan Lama
Masyarakat percaya bahwa dengan melaksanakan Sekujang, mereka tidak hanya mengenang yang telah pergi, tetapi juga mengharapkan doa dan berkah bagi kehidupan mereka.
Pelaksanaan tradisi sekujang dimulai dengan persiapan yang matang. Para peserta, yang biasanya terdiri dari pemuda-pemudi desa, akan berkumpul untuk mengenakan kostum khas.
Kostum ini tidak hanya berfungsi sebagai seragam, tetapi juga sebagai simbol dari penghubung antara dunia nyata dan dunia roh.
Dengan membawa obor, mereka berkeliling desa sambil melantunkan ratapan dan doa. Kegiatan ini tidak hanya menciptakan suasana yang khidmat tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan di antara warga desa.
Selama prosesi, para peserta akan mengunjungi rumah-rumah warga. Di setiap rumah, mereka akan mendoakan penghuni rumah tersebut.
BACA JUGA:5 Ratu Terkenal Paling Kejam di Dunia, Ada yang Tega Membunuh Suaminya
BACA JUGA:Bobol Rumah dengan Kunci Palsu, Warga Kota Bengkulu Diciduk Polisi
Sebagai imbalannya, warga sering kali memberikan sedekah berupa makanan atau hasil bumi. Hal ini menegaskan hubungan timbal balik antara masyarakat dan budaya sekujang, di mana sedekah dianggap sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada mereka yang telah pergi.
Meskipun tradisi sekujang telah berlangsung selama bertahun-tahun, tantangan untuk melestarikannya tetap ada.