KORANRB.ID - Dinas Pertanian Kaur menyuarakan sirine darurat wabah penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) yang semakin mengganas menyerang hewan ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Kaur.
Data terakhir, sebanyak 78 ekor sapi dan kerbau warga Kaur mati akibat terkena penyakit tersebut hanya dalam jangka waktu lebih kurang 2 minggu.
Jumlah penyakit ngorok diperkirakan = akan bertambah, sebab virus ini sangat mudah menular ke hewan ternak lainnya.
Apalagi sekarang Dinas Pertanian belum juga menerima bantuan vaksin untuk penangkal virusnya.
BACA JUGA:Operasi Zebra 2024 Dimulai, 10 Pelanggaran Ini Jadi Prioritas Tilang
BACA JUGA:Sah! Ini Daftar Nama Pimpinan DPRD Kaur Periode 2024-2029
Serta stok obat-obatan yang memang sudah sangat terbatas. Untuk itu Dinas Pertanian Kaur meminta agar masyarakat Kaur yang mempunyai ternak sapi dan juga kerbau supaya tidak melepasliarkannya terlebih dahulu.
Apabila hewan ternak sudah tertular penyakit ini, maka resiko matinya sangatlah besar.
Bahkan bisa dikatakan hewan yang sudah mengidap penyakit ngorok 100 dipastikan akan mati.
"Untuk warga Kaur yang mempunyai hewan ternak sapi dan kerbau, sementara kandangkan dulu. Karena wabah penyakit ngorok semakin mengganas," sampai Kepala Dinas Pertanian Kaur, Kastilon Sirat S.Sos melalui Kabid Peternakan drh. Rakhmad Fajar.
Disampaikan Rakhmad, untuk saat ini Dinas Pertanian Kaur tengah berupaya mengusulkan bantuan vaksin ke Kementerian melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Unsur Pimpinan DPRD Kaur Resmi Dilantik, Bupati Pesankan Ini!
BACA JUGA:Gawat! 78 Ekor Kerbau dan Sapi Mati Karena Penyakit Ngorok
Namun sampai dengan sekarang belum ada petunjuk jelas, kapan vaksin akan diberikan.
Padahal vaksin inilah yang berfungsi untuk menangkal, virus menyebar ke hewan ternak lainnya.