BENGKULU, KORANRB.ID - Sebanyak 20 buku cerita anak berbahasa daerah Bengkulu-Indonesia diluncurkan oleh Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Hotel Santika Bengkulu Selasa (27/11), dan diikuti oleh 80 peserta dari lembaga pemerintahan, Pendidikan, perguruan tinggi, lembaga penyiaran, penulis, dan pegiat literasi di Provinsi Bengkulu.
Dalam kegiatan tersebut juga diserahkan piagam penghargaan dari Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu kepada 20 penulis dan penerjemah Cerita Anak Berbahasa Daerah Bengkulu-Indonesia Tahun 2023.
BACA JUGA:8.827 Kendaraan Dinas Tunggak Pajak
Asisten III Setda Provinsi Bengkulu, H. Nandar Munadi, M.Si, yang juga membuka acara secara resmi menyampaikan apresiasi dan ungkapan terima kasihnya. Dengan diciptakannya produk penerjemah berupa cerita-cerita berbahasa maupun berdialek daerah ini tersebut, mengangkat budaya lokal. Baik bahasa daerah maupun cerita-cerita rakyat daerah.
"Tentu kami dari Pemprov sangat mengapresiasi kegiatan ini dan hasil dari karya-karya ini dapat tersebar di Provinsi Bengkulu," ujarnya.
Diluncurkannya produk penerjemahan tersebut minat baca anak-anak di Provinsi Bengkulu akan lebih meningkat lagi. Selain itu, juga dapat mendorong penerjemah dan penulis untuk terus berkreatifitas mengangkat nilai-nilai budaya maupun bahasa lokal di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Modal BUMDes Fiktif RP 124 Juta, Perkara Dugaan Korupsi DD Cirebon Baru
"Kami harap nanti, yang ada di pemerintah daerah maupun sekolah, bisa menyediakan buku-buku hasil karya penulis yang ada di Provinsi Bengkulu ini," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Dwi Laily Sukmawati, S.Pd., M.Hum, menyampaikan seluruh bahasa daerah dan dialek daerah yang ada di Provinsi Bengkulu, pada 20 produk penerjemahan tersebut sudah terwakili.
Pada cetakan perdana ini, ia menyebutkan hanya ada 75 eksemplar untuk setiap bukunya. Untuk itu, pihaknya melakukan kolaborasi bersama lembaga maupun masyarakat.
"Kami akan mengunggah juga di media sosial kami dan bisa diunduh dan dicetak oleh siapapun untuk koleksi. Baik itu pribadi maupun lembaga," ujarnya.
BACA JUGA:Vonis Pelajar “Geng Siap Tempur” Paling Tinggi 8 Bulan
Meski begitu, pihaknya tetap akan menyediakan cetakan dengan membagikannya pada lembaga tertentu. Misalnya seluruh perpusatakaan yang ada di kabupaten/kota, provinsi, donasi, dan lembaga-lembaga tertentu.
"Kita mendahulukan perpustakaan, karena itu rujukan pertama para guru dan siswa, penulis dan lembaga-lembaga lainnya," ujarnya.