Mereka hanya perlu memproduksi obat berdasarkan formula yang sudah ada, tanpa perlu mengeluarkan biaya besar untuk riset dan uji klinis yang biasanya dilakukan saat mengembangkan obat baru.
Selain itu, obat generik juga tidak memerlukan kampanye pemasaran yang mahal seperti obat bermerek.
BACA JUGA:Soroti Laju Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
BACA JUGA:Kane Top Skore Sementara Liga Champions, Ini Jumlah Golnya
3. Pengemasan dan Penampilan
Obat bermerek sering kali dipasarkan dengan kemasan yang menarik dan nama yang mudah diingat.
Selain itu, bentuk tablet atau kapsul dari obat bermerek mungkin dirancang agar lebih mudah dikenali oleh konsumen.
Sebaliknya, obat generik cenderung memiliki kemasan yang lebih sederhana dan tidak terlalu mementingkan estetika.
Fokus utama obat generik adalah pada fungsionalitas dan keefektifan obat, bukan pada daya tarik visual atau branding.
4. Ketersediaan
Setelah hak paten suatu obat habis, banyak perusahaan farmasi yang dapat memproduksi versi generiknya.
Ini berarti obat generik sering kali lebih mudah ditemukan dan tersedia di berbagai tempat, termasuk di apotek dan rumah sakit.
Di sisi lain, obat bermerek biasanya hanya diproduksi oleh satu perusahaan selama periode patennya berlaku, sehingga distribusinya bisa lebih terbatas.
5. Kualitas dan Efikasi
Salah satu mitos yang beredar di masyarakat adalah anggapan bahwa obat generik tidak seefektif obat bermerek.
Padahal, dari segi kualitas dan efikasi, obat generik harus memenuhi standar yang sama dengan obat bermerek.