BENTENG,KORANRB.ID - Beberapa waktu yang lalu, warg Desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kubang dihebohkan dengan mati mendadaknya ternak kerbau.
Dari kasus ini, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bengkulu Tengah telah menindaklanjuti. Distan mencari tahu penyebab mati mendadaknya hewan ternak warga tersebut.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Distan Kabupaten Bengkulu Tengah, Helmi Yuliandri, SP, MT menjelaskan, tim kesehatan hewan (Keswan) menindaklanjuti kejadian tewasnya hewan ternak milik warga tersebut.
Dari dugaan sementara, kerbau peliharaan warga tersebut terinfeksi penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau dikenal sebagai penyakit ngorok pada ternak.
BACA JUGA:9 Ekor Sapi di Kota Bengkulu Terjangkit Penyakit Ngorok, Ini Langkah DKPP Kota Bengkulu
BACA JUGA:350 Petani Sawit Bengkulu Utara Dapat BPJS Ketenagakerjaan, DBH Rp600 Juta
Untuk memastikan, Distan Benteng akan mengambil sampel darah dan dilakukan pengecekan.
“Tim Keswan sudah mendatangi lokasi kandang ternak untuk melakukan pengambilan sampel darah. Kemudian sampel darah akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan peristiwa ini,” terangnya
Lanjutnya, upaya lain yang pihaknya lakukan adalah melakukan penyuntikan vitamin kepada ternak milik warga di Desa Tanjung Terdana untuk mencegah bertambahnya hewan ternak yang mati mendadak. Dengan sudah disuntiknya vitamin pihaknya berharap kasus tak bertambah.
“Agar kasis tidak bertambah, kami sudah melakukan penyuntikan vitamin. Disisi lain kami juga telah meminta para pemilik ternak untuk menjaga kebersihan sanitasi kandang dan melakukan penyemprotan disinfektan,” tegasnya.
BACA JUGA:Ngorok Mengganas, 209 Sapi dan Kerbau Mati: Tutup Perbatasan Bengkulu Selatan
BACA JUGA:Usulan 1.000 Vaksin Ngorok Disetujui Pemprov, Dalam Waktu Dekat Segera Didistribusikan
Helmi mengimbau kepada warga untuk selalu memantau situasi hewan ternaknya. Apabila ada gejala yang mencurigakan agar bisa segera melaporkan kepada tin Keswan atau Distan Bengkulu Tengah agar langsung dilakukan tindakan.
“Apabila ditemukan gejala yang mencurigakan, kami berharap peternak segera menyampaikan laporan. Gejala ternak yang terkena wabah penyakit ngorok diantaranya, demam tinggi dan tidak mau makan, keluar cairan berlebihan dari hidung, diare, pembengkakan di bagian bawah dada, kaki serta pangkal ekor dan lain sebagainya,” ungkapnya