Cerita yang bisa dihubungkan dengan pengalaman atau situasi pribadi audiens akan lebih mudah membangun hubungan yang emosional, karena audiens merasa bahwa cerita tersebut mencerminkan bagian dari hidup mereka.
4. Storytelling Membantu Mengkomunikasikan Nilai dan Misi
Dalam dunia bisnis dan komunikasi organisasi, storytelling berperan penting dalam menyampaikan nilai-nilai dan misi yang diusung.
Nilai dan misi sering kali abstrak atau terlalu kompleks untuk dijelaskan hanya dengan data atau pernyataan formal, namun melalui storytelling, mereka bisa disampaikan dengan cara yang lebih hidup dan emosional.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang memiliki misi untuk melindungi lingkungan bisa menggunakan storytelling untuk menceritakan perjalanan seorang individu atau komunitas yang terlibat dalam upaya pelestarian.
Ini tidak hanya mengkomunikasikan misi perusahaan, tetapi juga menunjukkan dampak nyata dari misi tersebut dalam kehidupan nyata.
Audiens yang peduli terhadap lingkungan akan merasa lebih terhubung dan mungkin terdorong untuk mendukung brand tersebut.
5. Membangun Loyalitas melalui Storytelling
Storytelling yang emosional juga membantu membangun loyalitas yang lebih kuat.
BACA JUGA: Bapak Ihklas Usai Anak Tewas Tersambar Petir di Sawah
BACA JUGA:JPU Siapkan 10 Saksi Tipikor BOS SMPN 17, PH Bakal Buktikan Keterlibatan Honorer
Audiens yang merasa terhubung dengan brand atau individu melalui cerita yang menyentuh akan lebih cenderung setia atau mendukung.
Mereka akan merasa seolah-olah bagian dari perjalanan tersebut dan lebih terdorong untuk menjadi bagian dari masa depan brand tersebut.
Ini sangat penting dalam era persaingan bisnis yang ketat, di mana loyalitas audiens atau pelanggan bisa menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.
Dalam hubungan personal, storytelling juga memainkan peran penting dalam mempertahankan hubungan yang erat dan harmonis.
Orang yang sering berbagi cerita pribadi cenderung lebih dihargai dan dipahami oleh orang lain.