2. Storytelling Sebagai Jembatan Empati
Empati adalah fondasi penting dalam hubungan yang kuat, dan storytelling membantu membangun empati dengan mempersilakan orang lain memahami perspektif kita.
BACA JUGA:Tips Menggiling Cabai Agar Tangan Tidak Panas
BACA JUGA:Jangan Asal, Ini Waktu Tepat Minum Kopi
Ketika seseorang mendengarkan cerita yang emosional, mereka cenderung membayangkan diri mereka dalam situasi tersebut, yang memungkinkan mereka untuk merasakan emosi yang serupa dengan yang dialami oleh karakter dalam cerita.
Ini membantu dalam membangun pemahaman mendalam antara pembicara dan pendengar, atau antara pembuat konten dan audiens.
Dalam hubungan profesional, misalnya antara perusahaan dan pelanggannya, empati melalui storytelling dapat meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan.
Sebuah brand yang mampu menceritakan perjalanan atau nilai-nilai yang mereka anut melalui cerita akan lebih mudah diingat dan dihargai oleh konsumen.
karena mereka merasa memahami dan menghargai perjalanan atau perjuangan yang ada di balik produk atau jasa tersebut.
BACA JUGA: Bapak Ihklas Usai Anak Tewas Tersambar Petir di Sawah
3. Menciptakan Identifikasi dan Relevansi
Salah satu kekuatan storytelling adalah kemampuannya untuk membuat audiens merasa terhubung atau mengalami kesamaan dengan cerita yang disampaikan.
Ketika seseorang bisa mengidentifikasi dirinya dalam sebuah cerita, mereka merasa lebih dekat dengan sang pencerita atau brand tersebut.
Misalnya, sebuah brand yang mengisahkan cerita tentang seorang pengguna produk yang mengalami masalah serupa dengan masalah audiens akan membantu mereka merasa relevan dan didengarkan.
Relevansi dalam storytelling ini dapat terjadi melalui berbagai cara, seperti pemilihan tokoh cerita yang relatable, pemilihan konteks yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari, hingga penggunaan bahasa yang mudah dipahami.