KOTA MANNA, KORANRB.ID - Beberapa hari terakhir stok daging sapi dan kerbau di Bengkulu Selatan melimpah.
Bukan hanya di pasar, daging tersebut banyak dijual murah melalui media sosial Facebook.
Usut punya usut, daging melimpah tersebut datang dari para petani yang terpaksa memotong hewan ternak karena terindikasi penyakit SE atau ngorok.
Total sapi dan kerbau potong paksa (PP) mencapai 360 ekor yang tersebar di enam kecamatan.
BACA JUGA:KPU Lebong Ajukan Penambahan 933 Lembar Surat Suara Pilbup
Akibatnya banyak daging yang dijual di pasar dan platform media sosial.
Harga daging tersebut juga turun drastis, dari harga semula Rp 150 ribu turun hingga Rp 90 ribu per kilogram.
Kendati demkian meskipun banyak daging dijual bebas di pasaran, membuat masyarakat khawatir untuk membeli daging-daging tersebut.
Yang pertama masyarakat takut mengonsumsi daging sapi dan kerbau yang terkena penyakit ngorok.
BACA JUGA:238 Personel Polri Disiapkan untuk Amankan Pilkada Rejang Lebong
Padahal Dinas Pertanian Bengkulu Selatan memastikan daging sapi dan kerbau yang terindikasi penyakit ngorok aman dikonsumsi.
Yang kedua masyarakat takut membeli karena adanya isu daging bangkai yang dijual di pasar.
Kepala Dinas Perdagangan Bengkulu Selatan, Binagransyah mengatakan, pihaknya telah menerima laporan soal meningkatnya stok daging di beberapa wilayah Kecamatan dan pasar.
Hanya saja sampai saat ini pihaknya belum sempat melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan daging yang dijual di pasar ataupun melalui media sosial tersebut.
BACA JUGA:Baru 3 Pendaftar Program Magang ke Jepang