BACA JUGA:Hukum Makan Daging Buaya Menurut Islam, Bolehkah?
Misalnya, dalam kasus pidana, alat bukti seperti keterangan saksi dan hasil visum bisa menguatkan dugaan tindak pidana. Sedangkan barang bukti berperan sebagai benda konkret yang menunjukkan hubungan langsung dengan tindak pidana.
Kombinasi antara alat bukti dan barang bukti membuat hakim memiliki pandangan yang lebih jelas dalam memahami keseluruhan peristiwa yang didakwa. Alat bukti memberikan struktur argumen, sementara barang bukti memberikan bukti fisik yang mendukung.
5. Contoh Kasus Penggunaan Alat Bukti dan Barang Bukti
Sebagai contoh, dalam kasus pencurian, jaksa dapat menghadirkan alat bukti berupa keterangan saksi yang melihat terdakwa berada di lokasi kejadian, serta rekaman CCTV yang memperlihatkan kejadian pencurian. Kemudian, barang bukti yang dihadirkan bisa berupa barang curian yang ditemukan di tempat tinggal terdakwa.
Pada kasus pidana seperti pembunuhan, senjata yang digunakan untuk melakukan kejahatan, seperti pisau atau pistol, menjadi barang bukti.
Sedangkan keterangan dari saksi atau hasil otopsi yang menguatkan bahwa senjata tersebut menyebabkan kematian korban dapat menjadi alat bukti.
BACA JUGA:Mau Kuliah Jurusan Hukum? Berikut Ini Berikut Pengantar Ilmu Hukum yang Harus Dipelajari
BACA JUGA:Mitos Larangan Menikah di Bulan Suro, Kok Bisa? Berikut Ini Penjelasannya
Dari penjabaran diatas bisa disimpulkan bahwa alat bukti dan barang bukti adalah dua elemen yang sangat penting dalam pembuktian suatu perkara di pengadilan.
Keduanya memiliki peran dan fungsi yang berbeda tetapi saling melengkapi untuk mendukung kebenaran dan keadilan dalam sistem hukum.
Alat bukti memberikan dasar dan struktur pembuktian, sedangkan barang bukti menjadi benda konkret yang menghubungkan fakta dengan kejadian nyata.
Dalam proses hukum, perbedaan ini perlu dipahami dengan baik oleh setiap pihak yang terlibat agar persidangan dapat berjalan dengan lancar dan objektif.