Hal ini dapat menyebabkan sirkulasi darah ke paru-paru menjadi kurang optimal, sehingga memungkinkan infeksi yang sudah ada untuk berkembang lebih parah.
Dengan demikian, meskipun tidur di lantai tidak langsung menyebabkan paru-paru basah, tidur di tempat yang dingin dalam waktu lama bisa menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi pernapasan.
Selain suhu dingin, faktor kelembaban juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan paru-paru. Tidur di lantai, terutama di ruangan yang lembab, dapat meningkatkan risiko tumbuhnya jamur dan bakteri di lingkungan tempat tidur.
Jamur dan bakteri ini dapat mengiritasi saluran pernapasan dan memperburuk kondisi kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki alergi atau asma.
Kelembaban yang tinggi juga dapat membuat udara terasa lebih berat, sehingga memperberat kerja paru-paru dan memperburuk kondisi orang dengan masalah pernapasan.
BACA JUGA:Hobi Memancing di Sawah! Ini Ikan Sasaran dan Umpan Jitunya
BACA JUGA:Mitos Kerokan Bisa Menyembuhkan Masuk Angin, Ini Penjelasannya
Ketika seseorang tidur di lantai dalam kondisi kelembaban tinggi, kemungkinan mereka terpapar partikel-partikel mikroorganisme yang lebih banyak, yang bisa memperparah iritasi dan infeksi saluran pernapasan.
Ini tidak berarti bahwa tidur di lantai secara langsung menyebabkan paru-paru basah, tetapi kelembaban dapat menjadi faktor yang memperburuk risiko infeksi pernapasan bagi sebagian orang.