Kaki yang berdenyut setelah mengonsumsi makanan manis bisa menjadi tanda awal perubahan kadar gula darah, tetapi bukan tanda pasti diabetes. Untuk menentukan apakah seseorang menderita diabetes, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk pengukuran kadar gula darah puasa, tes gula darah setelah makan (tes toleransi glukosa), dan pemeriksaan HbA1c yang menggambarkan kadar gula darah rata-rata selama beberapa bulan terakhir.
Jika gejala kaki berdenyut ini disertai dengan tanda-tanda lain seperti sering merasa haus, sering buang air kecil, kelelahan tanpa sebab, atau penurunan berat badan yang tidak jelas, hal ini bisa menjadi sinyal untuk memeriksakan diri lebih lanjut. Gejala-gejala ini, jika muncul bersamaan, sering kali menjadi tanda awal diabetes atau prediabetes.
Cara Mengatasi dan Mencegah Kaki Berdenyut Setelah Konsumsi Gula
Jika anda mengalami kaki berdenyut setelah mengonsumsi makanan manis, ikuti cara berikut.
Mengurangi asupan gula dan karbohidrat sederhana seperti roti putih, permen, dan minuman manis bisa membantu mencegah lonjakan gula darah yang cepat. Pilih sumber karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh, yang dicerna lebih lambat oleh tubuh, sehingga kadar gula darah naik secara perlahan dan stabil.
Makan serat dan protein bersama dengan gula atau karbohidrat dapat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam darah, sehingga mengurangi risiko lonjakan gula darah yang tiba-tiba. Misalnya, jika ingin makan makanan manis, cobalah mengonsumsinya setelah makan makanan yang mengandung serat dan protein, seperti sayuran atau kacang-kacangan.
Aktivitas fisik dapat membantu tubuh mengelola gula darah lebih baik. Jalan kaki sebentar setelah makan manis, misalnya, dapat membantu tubuh menggunakan gula darah sebagai energi dan mencegah lonjakan yang terlalu tinggi.
Jika kaki berdenyut atau sensasi aneh lainnya sering terjadi setelah makan manis, pertimbangkan untuk memeriksakan kadar gula darah anda. Pemantauan rutin bisa membantu melihat apakah ada pola tertentu pada kadar gula darah dan apakah anda mungkin berisiko mengalami prediabetes atau diabetes.