MUKOMUKO,KORANRB.ID – Setelah dibuka kurang lebih 5 bulan, irigasi sayap kiri Bendung Manjunto ditutup. Ini dilakukan untuk perawatan terhadap jaringan irigasi selama 1 bulan kedepan.
Ketua Unit Pengelola Irigasi (UPI) DI Manjuto, Sumarlin, ST menjelaskan penutupan pintu irigasi ini dilakukan mulai 16 November hingga 16 Desember 2024.
Dimana pengeringan irigasi ini berdasarkan keputusan bersama seluruh yang terlibat dalam Komisi Irigasi (Komir).
“Ini memang perawatan rutin yang biasa kita lakukan guna membantu air mengalir lancer dan mencukup pengairan 1.315 hektare lahan sawah potensial di irigasi sayap kiri,” terang Sumarlin.
BACA JUGA:Seleksi PPPK Gelombang II Desember, Gelombang I Tunggu Hasil Perankingan
BACA JUGA:Kejari Lebong Tetapkan 4 Tersangka Tambahan, Korupsi KUR BRI Unit Tes Jilid II dan Jilid III
Sumarlin juga memastikan bahwa tidak ada petani padi yang terdampak jadwal pengeringan. Baik Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), OPD tekni maupun pemerintas desa (Pemdes) terkait, sudah menyepakati jadwal pengeringan dalam rapat komir.
Irigasi sayap kiri mengairi areal persawahan di 4 kecamatan, yakni Kecamatan V Koto, Lubuk Pinang, Air Manjuto dan Kecamatan XIV Koto.
“Petani sudah sepakat dan tahu, maka dari itu mereka tidak menanam tanaman yang banyak membutuhkan air,” ujarnya.
Sumarlin juga memastikan pengeringan irigasi sayap kiri Bendung Manjuto tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan proyek maupun lainnya.
Sebab perawatan jaringan irigasi memang telah terjadwal setiap tahunnya. Tujuannya memperbaiki jaringan-jaringan irigasi yang rusak.
BACA JUGA:Kunker ke Bengkulu, Ketua DPD RI Sultan B Najamudin Akan Perjuangkan Kepentingan Bengkulu
BACA JUGA:Sapuan-Wasri Bisa Kampanye Asal Serahkan Surat Cuti Kada, Ini Penjelasan KPU Mukomuko
“Sebelumnya kita juga sudah melakukan perawatan di irigasi sayap kanan, dengan waktu yang sama,” sampainya.
Sementara itu, Ketua Komisi Irigasi (Komir) Kabupaten Mukomuko H Gianto SH, M.Si membenarkan penutupan irigasi sayap kiri selama 1 bulan kedepan. Selama penutupan nanti, petani yang memiliki lahan sawah diminta untuk tidak menanam tanaman yang banyak membutuhkan air, namun beralih ke tanaman palawija yang memiliki waktu panen singkat dan tidak butuh banyak air.