KORANRB.ID - Mitos larangan makan di kasur merupakan salah satu kepercayaan yang banyak ditemukan di berbagai budaya, termasuk di Indonesia.
Larangan ini biasanya disampaikan secara turun-temurun oleh orang tua kepada anak-anak mereka.
Pada umumnya, alasan yang dikemukakan bersifat metaforis atau mengandung unsur mistis. Berikut ini penjelasan tentang asal-usul, makna simbolis, hingga alasan praktis di balik mitos ini.
Mitos larangan makan di kasur sering kali berasal dari tradisi lisan masyarakat. Dalam kebudayaan tradisional, tempat tidur dianggap sebagai tempat yang sakral dan khusus untuk beristirahat.
Oleh karena itu, makan di kasur dianggap tidak pantas karena mencampurkan aktivitas fisik dengan ruang yang semestinya tenang dan bersih.
BACA JUGA:Ikuti 10 Kebiasaan Ini, Dikamin Suasana Pagi Kamu Akan Menjadi Produktif
BACA JUGA:Satu Koloni Mencapai 500 Ribu Ekor dan Agresif, Inilah Fakta Semut Rangrang
Beberapa mitos bahkan menyebutkan bahwa makan di kasur bisa mengundang bala atau nasib buruk, seperti sulit jodoh atau rezeki yang terhambat.
Dalam kepercayaan Jawa, misalnya, larangan ini sering dikaitkan dengan keberadaan makhluk halus yang tidak suka jika seseorang tidak menjaga kebersihan tempat tidur.
Kepercayaan ini didukung oleh pandangan bahwa makanan yang tercecer bisa menjadi pintu masuk bagi energi negatif atau makhluk gaib untuk mendekat.
Mitos ini juga bisa dilihat sebagai simbol ajaran etika dan disiplin hidup. Tempat tidur merepresentasikan kebersihan, kenyamanan, dan fungsi tertentu, yaitu untuk istirahat.
Dengan demikian, membawa makanan ke kasur mencerminkan pelanggaran norma atau ketidakteraturan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Larangan ini juga dapat dipandang sebagai upaya menanamkan rasa tanggung jawab. Anak-anak diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan mereka sejak dini, termasuk tempat tidur.
BACA JUGA:Dikenal Ahli Strategi Perang, Berikut Ini Beberapa Strategi Perang Sun Tzu
BACA JUGA:Punya Duri Tajam Mirip Pisau Bedah! Berikut 5 Fakta Unik Ikan Blue Tang, Ada di Indonesia