Mengintip Asal Usul Steak, Dari Sejarah hingga Modernitas

Sabtu 07 Dec 2024 - 20:05 WIB
Reporter : Arie Saputra Wijaya
Editor : Fazlul Rahman

KORANRB.ID - Steak merupakan salah satu hidangan yang paling dikenal di dunia kuliner modern. Dengan daging yang dimasak sempurna dan berbagai jenis saus pendamping, steak telah menjadi simbol kemewahan sekaligus cita rasa yang autentik.

Namun, asal usul steak memiliki akar sejarah yang panjang dan menarik, mencerminkan evolusi budaya kuliner dari berbagai belahan dunia.

Steak berasal dari kata dalam bahasa Inggris kuno, steik, yang berarti "daging tebal yang dipotong melintang". Umumnya, steak merujuk pada potongan daging sapi, tetapi daging lain seperti ayam, babi, bahkan ikan juga dapat dimasak dengan cara serupa.

Yang membedakan steak adalah teknik memasaknya, yaitu memanggang, membakar, atau menggoreng potongan daging dengan metode tertentu untuk menjaga kelezatan dan tekstur daging.

BACA JUGA:Punya Peran Ekologis! Berikut 5 Fakta Spesies Marmut yang Hidup di Padang Rumput

Praktik memasak daging sebenarnya telah ada sejak manusia pertama kali menemukan api. Pada era prasejarah, manusia memanggang daging mentah di atas api terbuka untuk membuatnya lebih mudah dikunyah dan dicerna.

Teknik ini berkembang seiring waktu, dengan berbagai budaya menciptakan metode unik untuk memanggang dan membakar daging.

Steak mulai mendapatkan bentuk awalnya selama zaman Kekaisaran Romawi. Bangsa Romawi dikenal sebagai pelopor dalam seni memasak, termasuk teknik memanggang daging yang diasinkan dan dibumbui.

Selain itu, bangsa Viking dari Skandinavia pada abad ke-8 hingga ke-11 juga memiliki tradisi serupa, di mana mereka memanggang potongan daging besar di atas bara api. Kata steik sendiri diyakini berasal dari bahasa Norse kuno, bahasa yang digunakan oleh bangsa Viking.

Pada abad pertengahan, steak mulai mendapatkan tempat istimewa di meja bangsawan Eropa. Di Inggris, misalnya, daging sapi adalah simbol kemakmuran. Hidangan daging panggang sering disajikan dalam perayaan besar. Meski demikian, konsumsi daging sapi tetap terbatas pada kalangan atas karena mahalnya biaya pemeliharaan sapi dan pengolahannya.

BACA JUGA:Pemburu Hewan Pengerat! Berikut 5 Fakta Unik Pallid Harrier, Migrasi Jarak Jauh

Ketika bangsa Eropa mulai menjelajahi Dunia Baru (Amerika) pada abad ke-15 dan ke-16, mereka membawa tradisi memasak steak. Di Amerika, sapi menjadi salah satu hewan ternak utama, sehingga steak mulai dipopulerkan sebagai makanan sehari-hari. Teknik memanggang steak di atas bara api berkembang pesat di Amerika, terutama dengan munculnya barbecue dan metode grilling.

Pada abad ke-18 dan ke-19, steak mengalami transformasi menjadi hidangan restoran mewah berkat pengaruh koki Prancis. Prancis dikenal sebagai pusat kuliner dunia pada masa itu, dan mereka memperkenalkan teknik memasak steak dengan saus mewah seperti béarnaise dan bordelaise. Steak disajikan dengan sisi elegan, seperti kentang panggang atau sayuran rebus.

Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang paling dikenal dengan hidangan steak. Pada abad ke-19, restoran steakhouse pertama mulai bermunculan, seperti Delmonico's di New York. Steak seperti ribeye, sirloin, dan T-bone menjadi menu andalan. Di Texas, gaya memasak steak dengan pengaruh cowboy melahirkan teknik baru seperti smoking dan slow cooking.

Pada abad ke-20, steak menjadi hidangan global yang dicintai di berbagai negara. Jepang, misalnya, terkenal dengan wagyu dan kobe beef, jenis daging sapi yang memiliki marbling tinggi dan tekstur lembut. Di Argentina, steak menjadi bagian dari budaya dengan asado, teknik memanggang daging secara tradisional.

Kategori :