KORANRB.ID - Desember, bulan yang penuh dengan suasana liburan dan perayaan akhir tahun, ternyata juga menyimpan sebuah ancaman yang tidak dapat dianggap remeh.
Desember adalah bulan yang perlu diwaspadai karena merupakan waktu bagi banyak spesies ular untuk menetas.
Telur ular yang selama beberapa bulan sebelumnya terkubur dalam tanah atau tersembunyi di tempat-tempat tertentu, kini mulai menetas, membawa ancaman baru bagi manusia dan hewan lainnya.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang potensi ancaman yang datang bersamaan dengan menetasnya telur ular, penting untuk memahami bagaimana proses perkembangbiakan ular berlangsung.
BACA JUGA:10 Tips Memilih Hotel yang Nyaman Saat Bepergian, Salah Satunya Baca Ulasan dan Rating
BACA JUGA:Kritik Tidak Bisa Dihindari, Begini Cara Menghadapi Kritik Secara Positif
Ular berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) atau melahirkan (vivipar), tergantung pada spesiesnya.
Sebagian besar ular, seperti ular piton, ular belang, dan beberapa spesies ular lainnya, bertelur.
Telur ular biasanya akan menetas setelah jangka waktu tertentu, yang bisa bervariasi tergantung pada jenis ular, suhu lingkungan, dan faktor lainnya.
Umumnya, telur ular menetas setelah sekitar 2 hingga 3 bulan sejak telur itu diletakkan.
BACA JUGA:Mitos Anak Pertama Cocok Menikah dengan Anak Bungsu, Ini Penjelasannya
BACA JUGA:Telurnya Beracun dan Punya Gigi yang Tajam untuk Memakan Mangsa, Inilah 7 Fakta Ikan Aligator
Inilah yang menyebabkan Desember menjadi bulan yang penuh kewaspadaan, karena banyak telur ular yang akan menetas di bulan ini, terutama di negara-negara dengan iklim tropis.
Mengapa Desember Adalah Waktunya Telur Ular Menetas?
Desember berada di tengah-tengah musim hujan di banyak wilayah tropis dan subtropis, yang memberikan kondisi yang ideal bagi ular untuk bertelur.