GAZA CITY, KORANRB.ID – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali mempertontonkan kekejiannya, melanggar hukum internasional sebagaimana diatur dalam Konvensi 1951 dan Protokol 1967 tentang Prinsip-prinsip dan Hak-hak serta Kewajiban Bagi Pengungsi.
IDF meningkatkan serangannya sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat (1/12). Pejabat kantor media pemerintah Palestina mengungkapkan, selama 24 jam, Minggu (3/12), sedikitnya 700 warga Gaza penghuni kamp pengungsian Jabalia meninggal dunia. BACA JUGA: 68 Kali Marapi Meletus, 4 Kali Tahun Ini Selama 2 hari berturut-turut, IDF membombardir Jabalia hingga luluh lantak. Rekaman yang dibagikan jurnalis Palestina dan kru TV menunjukkan warga yang menggunakan tangan mereka untuk mengeluarkan korban dari bawah reruntuhan. Beberapa warga menemukan mayat, termasuk seorang bayi yang tubuhnya tampak terkoyak. ’’Skala kehancurannya tak bisa digambarkan,’’ ujar salah satu penduduk kepada Al Jazeera. Salah satu yang dibom adalah gedung permukiman 6 lantai. Puluhan orang masih terjebak. Tim penyelamat masih mendengar suara-suara di balik reruntuhan. Mereka sulit menjangkau lokasi karena ikut menjadi target serangan militer Israel. Jabalia kamp pengungsian di Gaza seluas 1,4 kilometer persegi dihuni sekitar 116.000 pengungsi terdaftar. Jumlah korban bisa meningkat dengan cepat karena kawasan tersebut padat penduduk. BACA JUGA: 11 Pendaki Marapi Meninggal, 12 Dalam Pencarian Serangan tak hanya terjadi di kamp pengungsian Jabalia yang berada di wilayah utara, tapi juga merambah area selatan. Padahal, Israel selama ini menyuruh penduduk Gaza menuju ke selatan untuk berlindung karena Gaza Utara dijadikan medan tempur. Sementara itu, Israel mengklaim telah menemukan sekitar 800 lubang yang mengarah ke terowongan dan bungker Hamas. Jumlah itu adalah total sejak IDF memulai operasi darat di Gaza pada 27 Oktober. Versi IDF, 500 terowongan berhasil dihancurkan. BACA JUGA: Truk Box Terbalik di Sulawangi, Berikut Penyebab dan Kronologisnya Klaim IDF itu belum bisa diverifikasi. Israel juga belum bisa membuktikan bahwa RS Al Shifa yang mereka serang adalah basis komando Hamas. Badan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengungkapkan, serangan membabi buta IDF sejak 7 Oktober telah membuat 1,8 juta penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal. Itu setara dengan 75 persen penduduk. Mereka mengungsi di tempat aman di wilayah Gaza, istilahnya pengungsi internal. BACA JUGA: Cegah Balap Liar, Gubernur Bengkulu Setuju Bangun Sirkuit Daripada Pasang Polisi Tidur Wakil Ketua Hamas Saleh al-Arouri sebagaimana dilansir Al Jazeera mengatakan, tidak akan ada lagi pertukaran tahanan dengan Israel sampai perang di Gaza selesai. ’’Tahanan Israel tidak akan dibebaskan sampai tahanan kami (warga Palestina, Red) dibebaskan dan gencatan senjata diberlakukan,’’ ujarnya.(red)
Kategori :