ARGA MAKMUR,KORANRB.ID – Cuaca ekstrem sepekan belakangan ini membuat nelayan di Bengkulu Utara terpaksa setop sementara aktivitas mencari ikan di laut.
Ini karena saat ini ombak laut sangat tinggi mencapai 4 meter dan sangat membahayakan nelayan jika memaksakan diri melaut.
Namun selain dampak berkurangnya pendapatan nelayan, saat ini ketersediaan ikan laut di Bengkulu Utara jauh lebih sedikit. Terbatasnya ketersediaan ikan laut, otomatis berdampak pada kenaikan harga jualnya.
Kepala Dinas Perikanan Bengkulu Utara, Sugimin menerangkan jika kondisi ombak saat ini sangat membahayakan nelayan Bengkulu Utara yang merupakan nelayan tradisional.
BACA JUGA: 116 Guru Berdedikasi dan Berprestasi di Lebong Dapat Penghargaan
BACA JUGA: Target Turun, Pemprov Dapat Pembagian Pajak Galian C Bengkulu Utara
Kapal kecil yang digunakan oleh nelayan Bengkulu Utara sangat berbahaya jika harus berhadapan dengan ombak setinggi 4 meter yang terjadi saat ini.
“Nelayan berinisiatif mengurangi jadwal melaut mereka, sudah sangat tepat dengan kondisi saat ini,” sebut Sugimin.
Saat ini ikan laut yang dijual di pasaran berasal dari Kota Bengkulu atau nelayan Pulau Baai yang menggunakan kapal-kapal besar.
BACA JUGA:Angka Kekerasan Tinggi, Pemkab BU Siapkan Psikolog Anak
BACA JUGA:Hampir Tembus Rp250 Miliar Dana Bergulir di UMKM Bengkulu Utara
Sehingga selain stok yang terbatas, harga ikan juga menjadi lebih tinggi. “Hal ini biasa terjadi saat cuaca-cuaca ekstrem seperti saat ini,” imbuhnya.
Sukimin berharap kondisi cuaca ekstrem tidak berlangsung lama. Apalagi akhir bulan ini mendekati tahun baru dimana biasanya terjadi peningkatan permintaan ikan.
Namun ia juga mengimbau nelayan tidak memaksakan berangkat ke laut apalagi sampai ke kawasan perairan dalam.
“Nelayan sudah sangat mengetahui kondisi cuaca dan tidak mungkin memaksakan melaut,” pungkasnya