Saat bentrok tersebut, beberapa warga termasuk Ibu-ibu mengalami luka.
Sosri Ketua FMBP menerangkan jika kedatangan karyawan mengusir dan seperti memprovokasi masyarakat ytang melakukan aksi dipimpin oleh salah satu petinggi perusahaan.
“Kedatangan karyawan itu yang menyebabkan terjadinya bentrok tersebut, sedangkan dari masyarakat mayoritas Ibu-ibu yang melakukan aksi pemblokiran,” terangnya.
Polisi yang memang melakukan pengamanan sempat berusaha memisahkan bentrokan.
BACA JUGA:Empat Senjata Api Anggota Polres Bengkulu Selatan Ditarik, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Hujan Lebih 24 Jam di Mukomuko, 3 Sungai Ini Dipantau BPBD
Namun besarnya massa membuat bentrokan kembali terjaid siang hari.
Ini lantaran karyawan memaksa agar masyarakat keluar dari kawasan perusahaan.
Saat bentrok kedua itulah beberapa warga bahkan Kasat Sabara yang melakukan pengamanan juga mengalami luka yang diduga akibat lemparan batu dari kedua pihak.
//Warga Lapor Polisi
Siang itu juga tuga ibu-ibu melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Putri Hijau.
Ketiganya adalah Norisa, Sri Sumarni dan Yuniarti ketiganya adalah warga Desa Penyangga PT Agricinal.
Norisa mengalami luka sayatan benda tajam di tangannya saat terjadi kerumunan massa.
Berikutnya Sri Sumarni mengalmi dirinya dikeroyok dan diseret oleh massa karyawan yang memaksa mereka keluar.
Sedangkan Yuniarti sempat terjatuh dan terinjak-injak massa saat bentrok terjadi.
Kapolres Bengkulu Utara AKBP. Lambe Patabang Birana, S.Ik, MH melalui Waka Polres Kompol. Kadek Suwantoro, S.IK, SH, M.Ap menerangkan jika Polisi saat ini fokus untuk memastikan jika tidak ada lagi bentrok susulan.