KORANRB.ID - Mitos tentang mengoleskan pasta gigi pada luka bakar hingga saat ini masih kerap dilakukan di masyarakat.
Bahkan mitos ini sudah turun menurun dan masih terus dilakukan, padahal mitos mengoleskan pasti gigi pada luka bakar adalah salah satu kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat.
Meskipun pasta gigi merupakan produk yang umum ditemukan di rumah, penggunaannya untuk luka bakar tidak hanya tidak efektif tetapi juga dapat memperburuk kondisi luka.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai mitos ini, dampaknya, serta langkah penanganan luka bakar yang benar.
Mitos ini kemungkinan besar berasal dari sifat pasta gigi yang memberikan sensasi dingin ketika digunakan. Sensasi ini dihasilkan oleh bahan seperti mentol atau peppermint yang sering ada dalam pasta gigi.
BACA JUGA:Mucikari Dapat Untung Rp300 Ribu: Pengungkapan TPPO Polres Bengkulu Selatan
BACA JUGA:3 Bulan Ditutup Polisi, Wisata Napal Jungur Kembali Buka di Libur Nataru
Karena luka bakar sering kali disertai rasa panas dan perih, orang mungkin berpikir bahwa sensasi dingin dari pasta gigi dapat meredakan rasa tidak nyaman.
Selain itu, sifat pasta gigi yang kental membuatnya terlihat seperti salep, sehingga banyak orang salah menganggapnya sebagai obat darurat untuk luka bakar.
Secara medis, pasta gigi tidak dirancang untuk digunakan pada kulit, apalagi pada area luka yang sensitif. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pasta gigi tidak boleh diaplikasikan pada luka bakar.
Pasta gigi mengandung bahan-bahan yang aman untuk gigi tetapi tidak steril untuk kulit yang rusak.
Penggunaan pasta gigi pada luka bakar dapat meningkatkan risiko infeksi karena bakteri atau partikel lainnya yang mungkin masuk ke luka.
Beberapa bahan aktif dalam pasta gigi, seperti mentol, fluoride, atau baking soda, dapat mengiritasi kulit yang sudah rusak akibat luka bakar.
BACA JUGA:4 Geng Motor Terpantau Aktif di Kota Bengkulu, 9 Diduga Anggota Berhadapan dengan Hukum
BACA JUGA:BNN Rehabilitasi 100 Orang, Didominasi Pemakai Samcodin