BACA JUGA:Dampak Tower SUTT PT TLB Resahkan Warga Seluma, Ini Hasil Temuan Dinas ESDM
Solusi ini dirancang untuk meringankan beban peserta sekaligus membantu BPJS Kesehatan mengurangi angka tunggakan yang terus membengkak.
Angka tunggakan yang tinggi ini mencerminkan tantangan besar dalam pelaksanaan program JKN, terutama bagi peserta mandiri. Berbeda dengan peserta penerima bantuan iuran (PBI) yang mendapat subsidi dari pemerintah, peserta mandiri harus membayar sendiri iurannya setiap bulan.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka tunggakan, termasuk kondisi ekonomi masyarakat, kurangnya kesadaran akan pentingnya kepesertaan aktif, dan prioritas pengeluaran rumah tangga yang kerap menempatkan iuran BPJS Kesehatan di posisi terakhir.
“Saat ini, kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya membayar iuran tepat waktu, agar mereka tetap mendapatkan akses layanan kesehatan,” ungkap Amin.
BPJS Kesehatan berharap program Rehab dapat menjadi solusi efektif untuk membantu peserta melunasi tunggakan mereka. Selain itu, pihaknya juga mendorong pemerintah daerah untuk lebih aktif mengedukasi masyarakat mengenai manfaat program JKN.
Tidak hanya itu, adanya inovasi seperti integrasi pembayaran dengan sistem digital atau aplikasi pembayaran daring juga diharapkan dapat mempermudah peserta untuk membayar iuran.
“Kami berharap dengan adanya inovasi dan program seperti Rehab, masyarakat semakin terbantu, dan angka tunggakan dapat ditekan secara signifikan,” ujar Amin.
Bagi masyarakat, iuran BPJS Kesehatan seharusnya menjadi salah satu prioritas pengeluaran bulanan. Dengan iuran yang relatif terjangkau, manfaat yang diterima jauh lebih besar, terutama dalam situasi darurat kesehatan.
“Membayar iuran tepat waktu bukan hanya tanggung jawab peserta, tetapi juga bentuk kontribusi untuk menjaga keberlanjutan program JKN bagi semua pihak,” tutup Amin.