
Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk dan patihnya, Gajah Mada, maka kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya.
Dalam kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca, tercatat bahwa Majapahit mempunyai pengaruh yang luas, tidak hanya di wilayah Nusantara tetapi juga di luar batas-batasnya.
Salah satu aspek penting dari kekuasaan Majapahit adalah kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan berbagai negara.
Hubungan tersebut memungkinkan pertukaran barang, budaya, dan pengetahuan yang memperkaya peradaban Majapahit.
BACA JUGA:Rumah Peninggalan Raja Cungkai, Bukti Sejarah Zaman Kerajaan di Kabupaten Kaur
Hubungan dengan Tiongkok membawa pengaruh dalam bidang teknologi dan pertanian.
Sementara interaksi dengan India memperkenalkan berbagai aspek kebudayaan, termasuk agama Hindu dan Buddha.
Selain itu, kerajaan majapahit juga dikenal dengan sistem pemerintahan yang terorganisir dan kebijakan yang mendukung perdagangan, seperti pengembangan pelabuhan-pelabuhan yang strategis.
Hal inilah yang menjadikan Majapahit sebagai pusat perdagangan yang penting di Asia Tenggara, menarik pedagang dari berbagai belahan dunia.
Namun demikian, seiring berjalannya waktu, maka kerajaan Majapahit mengalami kemunduran akibat berbagai faktor, termasuk konflik internal, serangan dari luar dan perubahan dalam jalur perdagangan.
BACA JUGA:Tebing Tinggi Ibukota Kabupaten Empat Lawang, Dulu Termasuk Wilayah Kekuasaan Kerajaan Padang
3. Pusat seni dan budaya
Majapahit dikenal sebagai salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di Indonesia, terutama pada abad ke-14.
Selain kekuatan militernya, kerajaan Majapahit juga meninggalkan warisan budaya yang sangat kaya.
Candi-candi seperti Candi Penataran dan Candi Tikus tidak hanya menunjukkan kemajuan teknik arsitektur, namun juga mencerminkan kepercayaan dan praktik spiritual masyarakat pada masa itu.
Candi Penataran, merupakan candi Hindu terbesar di Jawa Timur dan memiliki banyak relief yang menggambarkan kisah-kisah epik dari mitologi Hindu.