GAZA CITY, KORANRB.ID – Tentara Israel terus melakukan operasi militer di Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan. RS yang berlokasi di Gaza Utara itu kini diubah menjadi barak militer. Padahal, ada sedikitnya 3 ribu warga Gaza yang berlindung dan mengungsi di sana.
RS tersebut kini dikepung tentara Israel dan sejumlah tank. Serangan udara dan tembakan tank pada Senin (11/12) telah menghancurkan fasilitas dan jalanan menuju rumah sakit. Ribuan orang yang terperangkap di RS menunggu dievakuasi. Mereka kini kekurangan air, makanan, dan listrik.
Leo Cans, Dokter tanpa Border (MSF) untuk misi Palestina, merasakan amarah dengan apa yang terjadi di Palestina. Menurut dia, kondisi di Palestina sebanding dengan Perang Dunia I. ”Kamu melakukan operasi di lantai. Anak-anak tiba dengan kondisi luka parah. (Ahli bedah, Red) harus melakukan operasi, tapi tak ada lagi tempat tidur,” ungkapnya sebagaimana yang dilansir Al Jazeera.
BACA JUGA:Perluas Informasi Tentang Bengkulu, Buka Gerai Informasi di Yogyakarta
’’Buldoser Israel telah menghancurkan warga Palestina yang berlindung di tenda-tenda di luar Rumah Sakit Kamal Adwan,” ujar Anas Shariff dari Al Jazeera Arabic. Hingga kemarin, 12 bayi terjebak dalam inkubator tanpa akses ke makanan dan air.
Para pengungsi yang berlindung di RS Kamal Adwan juga mengalami intimidasi. Tentara Israel mengancam akan mengevakuasi korban luka dan sakit ke Kompleks Medis Al Shifa. Padahal, RS Al Shifa kini sudah lumpuh.
Sementara itu, saat serangan beruntun terus berlangsung di Gaza, perusahaan real estat Israel Harey Zahaf malah mengumumkan rencana membangun permukiman baru di Gaza. Lokasinya berada tepat di atas reruntuhan bangunan Kota Gaza. Padahal, di balik reruntuhan itu ada banyak jenazah anak yang belum bisa dievakuasi.
BACA JUGA:Kejam! Suami Aniaya Istri Hingga Pingsan, Lalu Ditinggalkan di Bukit Liku Sembilan Benteng
Harey Zahaf memang dikenal sebagai rekanan pemerintah Israel yang membangun permukiman liar di Tepi Barat.
Harey Zahaf menawarkan konsep rumah pantai. Mereka memublikasikan pengumuman dalam bahasa Ibrani: ”Bangunlah, rumah pantai bukanlah mimpi!” dan ”Sekarang dengan harga presale!” Pengumuman bernuansa promosi itu juga diunggah di akun medsos perusahaan. Hal tersebut memantik reaksi keras dari warga Palestina. ”Seperti inilah bentuk penjajahan, inilah negara yang didukung Amerika Serikat. Inilah negara yang menjadi tujuan uang para pembayar pajak,” tulis Gaza Media Channel. (*/c14/oni)