Pertama, mesin ekonomi konvensional perlu direvitalisasi dan diperbesar kapasitasnya sehingga mampu mendorong peningkatan produktivitas yang tinggi, memperbesar investasi baru, dan meningkatkan ekspor.
Selanjutnya, mesin ekonomi baru yang nantinya berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan. Misalnya, penerapan aplikasi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam berbagai sektor ekonomi, pengembangan industri semikonduktor, serta pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan. Terakhir, menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila, yaitu mesin ekonomi yang berkeadilan.
BACA JUGA:Potensi Transaksi TEI Capai USD 30,5 Miliar
’’Jadi, tiga hal itu menjadi penting untuk terus didorong ke depan. Dan, Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil meredam gejolak fluktuasi dari berbagai krisis geopolitik. Kemudian, climate change dan menggunakan APBN sebagai shock absorber,’’ jelas Airlangga. (dee/c7/dio)