Untuk memenuhi kebutuhan hidup kesehariannya, suku ini masih bergantung pada hasil laut seperti ikan, kerang serta kepiting.
Suku tersebur kemudian berganti nama menjadi Suku Barok, hal ini dikarenakan di wilayah yang mereka diami terdapat banyak pohon kayu yang bernama Bebarok.
Dimana semua kawasan pemukiman suku ini terdapat pohon babarok yang seakan menjadi ciri khas tersendiri. Oleh karena itulah, masyarakat akhirnya membedakan antara Suku Barok dengan Suku Laut.
BACA JUGA:5 Suku di Provinsi Riau, Sejarah beserta Adat dan Kebiasaan Uniknya
4. Suku laut
Merupakan salah satu suku asli yang berdiam di wilayah Kepulauan Riau, serta berdomisili di daerah sekitar laut.
Pada masa itu, suku tersebut merupakan petugas kerajaan Lingga yang bertugas untuk menjaga pantai sekaligus untuk memenuhi kebutuhan raja serta permaisurinya pada abad ke-18 yang lampau.
Oleh karena jumlah kerajaan-kerajaan kecil bawahan Lingga cukup banyak pada masa, maka warga suku Laut terpisah-pisah sesuai dengan batas wilayah kerajaan masing-masing.
BACA JUGA:6 Suku yang Ada di Provinsi Jambi, Salah Satunya Suku Kubu
Dimana Suku Laut adalah suku tertua yang berada di Kepulauan Riau. Dikutip dari berbagai sumber, Suku Laut adalah cikal bakal lahirnya suku dominan Kepulauan Riau, yang lain seperti Suku Barok, Suku Galang serta Suku Tambus.
Apabila kamu, berkunjung ke daerah Riau serta menemukan sekelompok masyarakat tinggal diatas sampan atau rakit di pinggir laut, bisa jadi masyarakat tersebut adalah keturunan dari Suku Laut.
5. Suku Sakai
Merupakan salah satu suku asli yang mendiami wilayah Kepulauan Riau, namun sayangnya, keberadaan suku tersebut sudah mulai terpinggirkan, hal ini dikarenakan wilayah hutan tempat mereka tinggal sudah berubah menjadi pertambangan minyak bumi.
BACA JUGA:Sejarah, Bahasa dan Budaya Suku Lembak Bengkulu
Hal tersebutlah, yang menyebabkan mereka tidak mempunyai tempat tinggal yang mengharuskannya berpindah serta menyebar ke wilayah lain di luar Kepulauan Riau.
Adapun Suku Sakai tinggal di daerah sungai yang sumber dayanya masih sangat banyak. Adapun untuk memenuhi kebutuhan hidup kesehariannya, suku ini mencari ikan di sungai untuk dikonsumsi sendiri.