KORANRB.ID – Delapan Pabrik Kelapa Sawit di Bengkulu Utara (BU) hari ini merupakan hari terakhir beraktifitas. Selanjutnya Senin nanti perusahaan akan tutup dan tidak melayani pembelian Tanda Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit.
Kepala Dinas Perkebunan Desman Siboro, SH menerangkan jika perusahaan akan tutup karena perayaan tahun baru. Namun perusahaan sudah mengkonfirmasi jika penghentian pembelian TBS hanya satu hari di 1 Januari dan perusahaan kembali melayani pembelian TBS 2 Januari.
BACA JUGA:IKI Desember Melandai, Industri Optimistis Hadapi 2024
“Maka perusahaan juga kita minta menyosialisasikan pada tengkulak sehingga tidak ada pembelian dihari tersebut yang bisa membuat rugi masyarakat,” terangnya.
Ia juga menilai hal ini tidak akan berpengaruh pada anjloknya harga lantaran penutupan perusahaan hanya dilakukan satu hari.
BACA JUGA:Tujuh Perusahaan Plat Merah Dibubarkan, 15 Perusahaan Kondisi Sakit Masuk PPA untuk Dikaji
Hanya saja masyarakat yang berniat memanen kebun mereka diharapkan menunda satu hari untuk menghindari anjloknya harga.
“Karena biasanya penundaan panen satu hari tidak akan berpengaruh pada kondisi buah. Karena memang tidak ada perusahaan yang buka terhitung Minggu – Senin, bahkan sudah ada yang menghentikan pembelian Sabtu,” terangnya.
Ia juga menerangkan jika saat ini harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di BU terbilang tinggi. Harga TBS dalam beberapa bulan belakangan ini juga dinilai stabil lantaran tidak ada kejadian yang membuat harga anjlok.
BACA JUGA:Paket Menginap Tahun Baru Bersama Hotel Santika Bengkulu
“Dalam beberapa bulan ini harga TBS stabil mulai dari Rp 1.800 – 2.200 per kilonya. Nilai ini terbilang stabil,” terangnya.
Saat ini harga TBS per kilonya Rp 1.970-2.360 per kilo, tarif ini terbilang stabil dan terbilang cukup tinggi dengan kondisi saat ini.
Meskipun memang saat ini panen petani menurun karena kondisi cuaca kemarau yang membuat bobot TBS petani jauh menurun sehingga.
BACA JUGA:Perluas Hub, Maskapai Tambah Rute Penerbangan
“Namun kita berharap kemarau berakhir di awal 2024 ini sehingga kualitas TBS petani bisa kembali meningkat dan pendapatan petani semakin tinggi,” pungkas Desman. (qia)